Sidrap – Menjamurnya Indomaret di beberapa wilayah yang ada di Kabupaten Sidrap sudah meresahkan pelaku UMKM di pedesaan. Retail waralaba terbesar di Indonesia ini sudah menyasar sampai ke pelosok pedesaan. Hal ini mendapat respon negatif dari masyarakat yang mengklaim keberadaan Indomaret sampai Ke pelosok desa tidak lagi sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan yg berbasis di Desa.
Geliat UMKM di Desa Bulucenrana, Kecamatan Pitu Riawa mulai terganggu sejak pemerintah memberikan izin pendirian retail waralaba ini akhir Tahun lalu dan sudah mulai beroperasi awal tahun 2020. Protes keras pun tak bisa dibendung yang akhirnya berujung di ruang aspirasi DPRD Kabupaten Sidrap.
Protes ini bukan tanpa alasan, sejak beroperasi awal tahun ini, pedangan kelontong mengalami penurunan omset yg signifikan, begitu juga pedagang sembako yang cukup banyak di Bulucenrana. Sebagai Desa penyedia jasa dan Bahan pokok keperluan rumah tangga untuk kawasan daerah pesisir gunung, Bulucenrana memang memiliki posisi strategis dan termasuk Desa yg berpenduduk padat dengan nilai transaksi keuangan yg tinggi. Inilah yg membuat Indomaret berani membuka retail cabang di Bulucenrana.
“Dari data yang kami peroleh, sejumlah pelaku UMKM di Desa Bulucenrana mengalami penurunan omset yang drastis, dari nilai transaksi 5 juta perhari turun menjadi 2 juta, ada juga yang Dari nilai transaksi 1,5 juta perhari menjadi 500 Ratus Ribu”, ungkap Andi Sutrisno salah satu mediator masyarakat Bulucenrana yang juga Ketua BUMDES Bulucenrana.