Surabaya – Informasi cuaca yang akurat menjadi salah satu kunci untuk menghindari dampak buruk anomali cuaca. Pemkot berencana menambah monitor pemantau prakiraan cuaca di lebih dari 20 titik. Monitor besar tersebut sudah tersebar di pinggir pantai dekat dermaga nelayan. Namun, ada pula yang berupa layar 32 inci yang akan diletakkan di balai RW.
Rabu pagi (8/1) Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengumpulkan ratusan nelayan dari Asemrowo, Krembangan, dan Benowo. Dia memberikan wejangan agar para nelayan itu bisa bersiap menghadapi bencana, terutama ombak tinggi di laut. Misalnya, bila ada gempa besar, mereka harus langsung menjauh dari laut dan mencari tempat tinggi. ’’Di Surabaya, nggak ada gunungnya. Adanya Gunung Anyar dan Gunungsari,’’ ujar Risma kepada para nelayan dengan sedikit bercanda.
Dia pun meminta informasi terkait dengan kewaspadaan terhadap bahaya di laut itu juga disampaikan kepada tetangga dan keluarga ’’Diajak anak bojone, engko mlayu karepe dewe. Bojone ditinggal gak dikandani, terus pengene engko kawin neh,’’ kata Risma. Meski dengan bumbu candaan, Risma menyampaikannya dengan lantang. Beberapa kali dia meminta perhatian serius dari warga yang mayoritas laki-laki tersebut.
Setelah paparan itu, warga juga diajak melihat langsung videotron yang berisi informasi cuaca tersebut. Petugas BMKG menjelaskan informasi dalam videotron tersebut secara detail. Videotron yang menghadap ke laut itu memuat prakiraan cuaca tiga jam ke depan, tinggi gelombang, kelembapan, hingga kecepatan angin. Informasi dalam video tersebut sudah real time.
Risma mengungkapkan, akan ada penambahan papan informasi cuaca di lebih dari 20 titik. Namun, bentuknya lebih kecil. Tidak sebesar videotron di dekat Flat Romokalisari tersebut. ’’Kita bakal pasang semacam smart TV di balai RW agar warga bisa lihat. Yang bisa dipakai lalu-lalang nelayan,’’ ungkap dia.
Berdasar data dari dinas perhubungan (dishub), papan informasi cuaca atau weather information display (WID) itu dipasang sejak 2018. Tepatnya di Taman Suroboyo, dekat Masjid Al Mabrur di Nambangan Perak; dan Tambat Labuh Sontoh di Asemrowo. Pada 2019, WID dipasang di Sentra Ikan Romokalisari, serta titik kumpul nelayan Tambak Wedi dan Kalisari.
Sebagai kompensasi, nelayan yang tidak bisa melaut karena ombak tinggi akan diberi santunan berupa beras. Kemarin siang, setelah acara tersebut, warga yang hadir itu juga mendapatkan 10 kilogram beras dalam karung-karung berwarna kuning. Disiapkan pula cadangan makanan. ’’Ini cadangan makanan untuk sebulan,’’ tuturnya.