“Mungkin tidak kalah fantastis dengan kasus Jiwasraya, di atas Rp10 triliun,” katanya di Jakarta, akhir pekan lalu (10/1).
Seperti halnya dengan masalah di PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Asabri juga menempatkan portofolio investasi pada saham yang harganya anjlok, sehingga terjadi depresiasi nilai aset secara drastis milik perusahaan.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmojo mengungkapkan kementeriannya masih bersama-sama Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) sedang mengkaji akar masalah kegagalan investasi dan nilai kerugian yang diderita Asabri.