Jakarta (XNews.id) – Pemerintah dinilai perlu menyusun road map atau peta jalan kebijakan pertembakauan menyusul jumlah produksi daun tembakau Indonesia yang cenderung stagnan dalam sepuluh tahun terakhir.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (20/1/2020), mengatakan pemerintah belum memiliki peta jalan yang jelas untuk industri pertembakauan di Tanah Air.
“Sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, pemerintah menyatakan akan berkonsentrasi untuk meningkatkan perekonomian berbasis industri skala nasional di daerah Jawa dan Bali. Salah satu strategi yang tercantum di dalamnya adalah mengembangkan industri manufaktur, seperti industri hasil tembakau (IHT) dan beberapa komoditas lainnya. Hal ini tentu saja membutuhkan dukungan di sektor on-farm guna mendukung jumlah produksi yang memadai jika berkaca pada RPJMN tersebut,” katanya.
Berdasarkan data FAOSTAT 2019, Indonesia merupakan produsen tembakau terbesar keenam di dunia setelah China, Brazil, India, Amerika Serikat dan Zimbabwe. Dari 2007 hingga 2017, jumlah produksi daun tembakau Indonesia relatif stagnan dan bahkan sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan.