“70 persen untuk koperasi produksi, sisanya untuk koperasi Simpan Pinjam. Saya ingin kita mencontoh koperasi-koperasi besar di luar negeri seperti koperasi susu di New Zealand, koperasi gandum di Australia,” katanya.
Ketua Pengurus Kopsyah dan Kopmen BMI, Kamarudin Batubara mengatakan, BMI yang berawal dari lembaga pembiayaan, kini sudah menjelma menjadi koperasi yang memilki usaha di berbagai lini mulai dari usaha simpan pinjam, agribisnis, peternakan, ritel, bahan bangunan sampai tur dan travel.
BMI perakhir Desember 2019 memiliki aset Rp603 miliar atau naik 20,9 persen dibanding 2018 yang sebesar Rp 439 miliar. Omsetnya mencapai Rp 840 miliar, naik 22 persen dibanding tahun sebelumnya yang masih Rp688 miliar.
Sedang modalnya juga tumbuh 23 persen dari Rp186 miliar di 2018 menjadi Rp253 miliar di 2019. Jumlah total anggota mencapai 200 ribu lebih dengan 45 cabang di lima kota kabupaten di Provinsi Banten.
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, apa yang sudah ditorehkan BMI ini merupakan capaian luar biasa dan menjadi inspirasi bagi masyarakat bagaimana dan apa manfaat berkoperasi. (han)