Teori BES, Ilmiah Berdasarkan Logika Al Qur’an : “OST-JUBEDIL”

oleh -438 Dilihat

BOGOR, JAWA BARAT (XNews.id) –  Pendekatan ilmiah dalam kajian keilmuan adalah mutlak atau dengan kata lain mesti ditempuh, dalam konteks kehidupan dan peradaban manusia Tahun Sebelum Masehi (SM) atau Tahun Sebelum Hijriah (SH), orang-orang saat itu menggunakan pendekatan filsafat dan/atau keyakinan dan kepercayaan semata mengikuti perjalanan hidup nenek moyangnya. Bahwa ciri-ciri yang dapat dikenali saat itu jika dilihat secara analisis pada kurun waktu sekarang tepatnya tanggal 20 Maret 2020 maka kurang lebih didapati ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Melalui proses empiris, deduktif, dan/atau induktif
2. Proses bertanya-tanya terhadap sesuatu atau objek yang dibahas
3. Melalui kepercayaan dan keyakinan yang sifatnya turun temurun dari nenek moyangnya.

Ad 1. Melalui proses empiris deduktif dalam pengertian dari yang bersifat umum menuju khusus, tergantung pokok bahasannya. Bila proses empiris induktif dari yang khusus ke kesimpulannya yang umum. Bahwa dalam sejarahnya, ciri-ciri tersebut terjadi pada masa Nabi Adam sampai dengan masuknya zamannya tahun masehi. Contoh empirisnya apa yang terjadi pada masa Nabi Adam sampai kepada Nabi Isa AS.

Ad 2. Proses bertanya-tanya diketahui melalui proses pendekatan filsafat, oleh para filosof ternama saat itu seperti socrates, plato, aristoteles dan kawan-kawan sebaya dan atau setelahnya. Selanjutnya, ciri-ciri yang bisa dikenali ialah mereka bertanya secara kritis, misalnya : “mengapa terjadi sesuatu tersebut.? Atau terjadi objek tersebut”, Juga bertanya sekaligus gugatannya sampai kepada pertanyaan: “adakah tuhan itu.?” Atau bahkan menyatakan : “tuhan telah mati (God is dead).?”

Ad 3. Proses kepercayaan dan keyakinan lebih ditentukan oleh perjalanan hidup nenek moyangnya masing-masing. Jadi sangat bervariasi, misalnya Suku Indian di AS, Suku Aborigin di Australia, Kaum Bani di Timur Tengah dan berbagai suku di Indonesia seperti Sunda, Jawa, Bugis, Makassar, Oki, Melayu, Batak, Dayak, Ambon dan lain sebagainya yang bertebaran dari Sabang sampai Marauke. Bahwa dari ketiga ciri-ciri umum tersebut ada perjalanan hidup yang luar biasa, bahkan Michael Heart menempatkan Nabi Muhammad Saw orang berpengaruh Nomor 1 di dunia melalui riset selama 28 tahun dalam bukunya “100 tokoh paling berpengaruh di dunia”. Nabi Muhammad Saw menjalankan proses kehidupannya amat sangat mencerahkan dengan kondisi objektifnya adalah sebagai berikut :

1. Tidak ada pengaruh orang tua maupun sistem pendidikan pada masanya. Dengan kata lain, terjadi proses otodidak dalam perjalanan hidupnya.
2. Tidak ada pengaruh terhadap dirinya melalui lingkungan hidup, budaya, serta keadaan jahiliyah pada masanya tersebut.
3. Tidak adanya pengaruh global dunia internasional dengan segala sistem kehidupannya yang telah diterapkan pada masanya tersebut.