TPS yang tidak memadai serta informasi TPS yang tidak jelas membuat munculnya TPS – TPS liar di seputaran Kota Krueng Geukueh dan sepanjang Jalan Nasional Medan Banda Aceh yang bersisian dengan pagar Komplek PT PAG. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karna sampah-sampah tersebut tertumpuk lama hingga memberikan dampak buruk pada lingkungan seperti bau tidak sedap dan air lindi yang mencemari sungai maupun selokan.
Jika mengacu pada data statistik tahun 2016, penduduk Kecamatan Dewantara berjumlah 49,149. Jika per orang menghasilkan 0.5 kilogram sampah per hari, maka produksi sampah harian kecamatan ini mencapai 24.5 ton. Namun, dari jumlah tersebut tampaknya kecamatan dan gampong belum memiliki fasilitas pengolahan sampah yang memadai seperti incinerator pembakar sampah yang aman. Padahal, jika dana desa dialokasikan untuk penanganan sampah, mungkin sudah ada langkah pasti yang bisa dijalankan untuk mengurangi dampak sampah rumah tangga dan pasar di Kecamatan Dewantara.
Memilah Sampah di Rumah
Menanggapi kurangnya sarana dan prasarana sampah seperti ini, saya berinisiatif sendiri untuk memilah sampah sebelum dibuah ke tempat pembuangan. Pengalaman mengelola sampah secara mandiri di Australia saya terapkan dalam proses ini. Sampah-sampah ini dibagi berdasarkan sampah basah dan kantong plastik, serta sampah daur ulang, seperti botol, kaleng, dan gelas.