Gelontorkan Duit Negara 2 Miliar, Senator NTT Angelo Wake Kako Kritik Proses Cat Ulang Pesawat Kepresidenan

Jakarta, (XNews.id) - Sedang Hangat akhir-akhir ini publik diramaikan dengan berita terkait pengecatan ulang pesawat Kepresidenan dari yang semulanya berwarna biru-putih menjadi merah-putih. Heru Budi Hartono, Kepala Sekretariat Presiden, mengatakan, pengecetan pesawat yang dibeli di era kepemimpinan Presiden SBY itu agar warna pesawat sesuai dengan warna bendera RI. Menurut Budi, Pengecetan ulang badan pesawat tersebut juga sebagai bagian dari cara memperingati HUT ke-75 RI dengan anggaran pengecetan mencapai Dua miliar rupiah. Senator dari Provinsi NTT, Angelius Wake Kako, pun menyoroti hal tersebut. "Bagi saya pemerintah memang sudah kehilangan sense of crisis. Di tengah situasi masyarakat yang terhimpit oleh beban ekonomi, kok pusat malah membuang anggaran. Apa urgensi pesawat Kepresidenan diganti cat menjadi merah-putih? Kalau catnya berubah apa ekonomi rakyat membaik? Kan tidak!", ujar Angelius. Baginya, jikalau ingin memberikan kado ultah terbaik di bulan Kemerdekaan ini, pemerintah harus menata kembali birokrasi dan komunikasi agar pengendalian virus Covid-19 dapat teratasi. Kata dia, pemborosan anggaran sebesar dua miliar ini menjadi ironi di tengah kuatnya tekanan Pusat agar Pemerintah Daerah bertindak cepat dan efisien dalam merealisasikan anggaran. "Selama ini Pusat tekan Pemerintah Daerah untuk berkinerja baik dalam realisasi anggaran. Tapi kok malah Pusat sekarang yang membuang-buang anggaran. Ini baru yang kelihatan. Jangan sampai selama ini banyak pemborosan juga yang tidak terendus", kata Angelius. Angelius menerangkan bahwa dalam penelusurannya di daerah, banyak Nakes yang mengeluh belum dapat insentif. Banyak juga masyarakat yang meninggal saat isoman. Di luar Jawa-Bali, masyarakat terkendala ikut vaksin karena pasokan minim. "Ini tanda bahwa situasi kita sedang tidak baik-baik saja. Maka pusat diharapkan untuk tidak melakukan hal yang tidak penting di tengah situasi yang masih genting ini", tegas Angelius. Ia menjelakan, memperbaiki fasilitas pesawat kepresidenan di tengah situasi masyarakat yang sedang susah bukan keputusan yang tepat. “Apalagi sekarang Presiden jarang melakukan perjalanan ke daerah-daerah atau ke luar Negeri,” katanya. (**) Jurnalis : Rian Laka Sumber : detakterkini.com

Komentar