Heru Setiawan adalah sosok di balik berubahnya wajah Kampung Sidabranti. Yang awalnya tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan kini justru sebaliknya. Tembok-tembok di kampung itu diubah bak galeri seni. Masyarakat juga tumbuh dengan segala kreativitasnya.
SEPTIAN NUR HADI, Surabaya
KAMPUNG itu berlokasi di Jalan Karang Tembok V, RW 4, Kelurahan Pegirian, Semampir. Tepatnya di bantaran Sungai Jatipurno. Sebelumnya, kondisi permukiman penduduk tersebut sangat kumuh. Sampah berserakan di mana-mana.
Tak cukup itu. Remajanya juga nakal-nakal. Menganggur membuat para pemuda menghabiskan waktu hanya untuk nongkrong hingga larut malam.
Warga pun resah. Bila kondisi itu diteruskan, mereka khawatir lingkungan tempat tinggalnya menjadi sarang kriminalitas. Karena itu, para pengurus kampung harus segera memikirkan perubahan. Heru Setiawan adalah salah satu bagian dari itu semua.
Dia sadar bahwa mengubah sudut pandang warga untuk sadar lingkungan tidaklah mudah. Sudah berkali-kali dilakukan sosialisasi, tetapi tak sesuai yang diharapkan. Lahan kosong di bantaran sungai malah digunakan untuk menyimpan barang bekas. Akibatnya, sampah terus berserakan. Baik di jalan maupun di aliran sungai. ”Karena nggak bisa dibilangin, aku coba kasih contoh. Itu mulai dilakukan pada awal tahun ini,’’ kata Heru.