Mohon Maaf, BBM Naik, Tarif Bus AKAP dan AKDP di Surabaya Ikutan Naik

JAKARTA (XNews.id)- Dampak domino kenaikan harga BBM langsung terasa cepat. Terutama di sektor transportasi publik. Harga tiket bus di Terminal Purabaya Surabaya naik. Baik bus antarkota antarprovinsi (AKAP) maupun antarkota dalam provinsi (AKDP). Kenaikannya pun beragam, mulai Rp 30 ribu sampai Rp 60 ribu. Terutama untuk nonekonomi. Kenaikan tarif bus terjadi sudah sejak Minggu (4/9) atau sehari setelah pemerintah pengumumkan kenaikan BBM bersubsidi. Terutama untuk bus AKAP yang eksekutif. Kenaikannya tidak sama, bergantung setiap PO. Misalnya, PO Pahala Kencana. Tarifnya naik Rp 60 ribu. ’’Mohon maaf, Kalau tidak naik, tidak bisa beli BBM,’’ kata Winayah, petugas ticketing PO Pahala Kencana. Dia menuturkan, harga tiket bus jurusan Surabaya–Bandung awalnya Rp 260 ribu naik menjadi Rp 320 ribu. Sementara itu, Surabaya–Jakarta yang sebelumnya Rp 300 ribu sekarang menjadi Rp 360 ribu. ’’Ini lewat tol, dapat makan dan fasilitas lainnya,’’ ucapnya. Sementara itu, harga tiket PO Gunung Harta naik Rp 40 ribu. Jika sebelumnya dari Surabaya–Jakarta Rp 350 ribu, kini menjadi Rp 390 ribu. Kenaikan tersebut belum terlihat berpengaruh pada jumlah penumpang. Sebab, hingga kemarin, jumlah penumpang masih normal. ’’BBM naik, otomatis semuanya naik,’’ kata Maskur, petugas ticketing PO Gunung Harta. Tarif bus AKDP nonekonomi juga naik cukup signifikan. Misalnya, Bus Restu. Sebelum harga BBM naik, Surabaya–Ponorogo masih Rp 70 ribu. Saat ini harganya naik menjadi Rp 100 ribu. Sementara itu, untuk bus ekonomi, kenaikannya tidak besar. Lalu, Bus Mira jurusan Jombang–Surabaya hanya naik Rp 3 ribu. ’’Sebelumnya Rp 10 ribu, sekarang jadi Rp 13 ribu,’’ kata Gigi Rahmatullah, salah seorang penumpang. Staf Administrasi Terminal Purabaya Cipto Widiyanto menyatakan, beberapa PO memang sudah menyesuaikan tarif. Kemenhub memang belum memastikan besaran kenaikannya berapa. Meski begitu, pihak PO diminta tidak aji mumpung. ’’Mohon agar tarifnya tetap terjangkau di masyarakat,’’ terangnya kemarin (5/9). Wakil Ketua DPD Organda Jatim Firmansyah Mustafa menyatakan, saat ini tarif menyesuaikan kenaikan harga BBM. Dengan syarat masih wajar dan relevan. Terkait aturan secara resmi, kenaikan tarif memang belum ditentukan. ’’Kalau untuk bus nonekonomi, itu bergantung setiap PO,’’ terangnya. Firman menyatakan, saat ini masih menunggu keputusan dari Kemenhub terkait besaran kenaikannya. Nah, ketika tarif bus AKAP sudah ditentukan, pastinya tarif bus ekonomi AKDP akan menyesuaikan. Untuk bus AKDP, besaran tarifnya ditentukan dinas perhubungan provinsi. ’’Kita tunggu saja 4–5 hari nanti untuk pastinya,’’ ujarnya.

Komentar