Muhammadiyah, kata Tafsir yang juga dosen UIN Wali Songo Semarang itu, juga mengizinkan kader perempuan dicalonkan menjadi Ketua PP Muhammadiyah kendati organisasi ini juga menaungi wadah bernama Aisyiyah yang memiliki struktur kepengurusan sama dengan Muhammadiyah.
“Soal terpilih atau tidak, itu soal lain. Yang jelas Muhammadiyah membolehkan perempuan memimpin Muhammadiyah,” kata Tafsir yang juga anggota Panitia Muktamar Ke-48 Muhammadiyah.
Ia menyebut dua kader perempuan ormas Islam ini yang berpeluang untuk dicalonkan, yakni Siti Noordjannah Djohantini yang saat ini menjadi Ketua Umum PP Aisyiyah. Selain itu, Rahmawati Husein, yang dikenal sebagai aktivis LSM.
Dari sisi lama penyelenggaraan, menurut Tafsir, muktamar di Solo merupakan yang tersingkat karena efektif hanya 2 hari, padahal sebelumnya 5 hari. “Ini semacam muktamar jamak qashar (diringkas) karena pandemi belum sepenuhnya berlalu,” katanya.
Muktamar di Solo bakal diikuti sekitar 5.000 peserta, sedangkan jumlah penggembira (yang memeriahkan) muktamar diperkirakan lebih dari satu juta orang. Dari Sulawesi saja, katanya, ada yang mencarter kapal-kapal laut dengan mengangkut sekitar 15.000 penggembira.