Epidemiolog: Ada Literatur yang Kaitkan Gagal Ginjal dengan Covid-19

oleh -153 Dilihat

JAKARTA (XNews.id) – Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah memastikan bahwa Covid-19 tak terkait atau tak ada hubungannya dengan gangguan ginjal akut. Akan tetapi, kejadian ini justru muncul di masa akhir pandemi. Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menduga gangguan ginjal akut tidak hanya disebabkan oleh dampak cemaran obat, bisa jadi karena dampak Long Covid. Maka penyebabnya multifaktor.

“Sekali lagi, ini pesan, ketika pandemi ini bahkan mendekati akhir masa krisisnya, bukan serta merta atau tak berarti dampak Covid-19 tak hilang otomatis. Covid tak bisa dianggap enteng. Utamakan prinsip pencegahan dalam setiap infeksi. Termasuk deteksi dini ya, termasuk deteksi dini sangat penting,” tegasnya kepada JAKARTA (XNews.id) baru-baru ini.

Dicky mengutip sejumlah literatur salah satunya Hopkins Medicine melaporkan beberapa orang yang menderita kasus Covid-19 yang parah akan menunjukkan tanda-tanda kerusakan ginjal, bahkan mereka yang tidak memiliki masalah ginjal yang mendasarinya sebelum terinfeksi virus Korona. Tanda-tanda masalah ginjal pada pasien Covid-19 antara lain tingginya kadar protein atau darah dalam urin dan kerja darah yang tidak normal.

“Literatur yang mengaitkan gagal ginjal dengan Covid-19 itu ada. Ada kasus gagal ginjal atau setelah 90 hari atau beberapa waktu Long Covid itu juga ada. Tapi juga ada kasus yang dikaitkan dengan konsumsi obat misalnya Etilen Glikol dan Dietilen Glikol yang memang bersifat bisa menyebabkan itu dalam kadar tertentu. Ini artinya hal-hal multifaktor seperti itu harus ditindaklanjuti,” jelas Dicky.