JAKARTA (XNews.id) – Perwakilan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) memastikan tidak ada intimidasi dari pihak Kepolisian terhadap keluarga korban meninggal tragedi Kanjuruhan, terkait batalnya otopsi ulang atau ekshumasi. Perwakilan TGIPF menemui Devi Athok selaku ayah kandung dari dua korban Tragedi Kanjuruhan Natasya, 18, dan Nayla, 13, di Desa Krebet Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang.
Selain kehilangan dua anaknya, Athok juga kehilangan mantan istrinya, Gebi, 43, dalam peristiwa mematikan itu. Dalam pertemuan ini TGIPF menanyakan penyebab jadwal otopsi yang sudah direncanakan, mendadak dibatalkan.
“Kami tanyakan langsung pada keluarga korban terkait rencana otopsi. Karena keluarga korban sebelumnya sudah berjalan lancar, tahu-tahu ada pembatalan oleh keluarga. Isunya bahwa pembatalan ada intervensi oleh anggota Kepolisian. Kedatangan kami untuk klarifikasi apakah betul ada intervensi. Kita gali info, ternyata info intervensi anggota itu tidak benar,” kata Anggota TGIPF Armed Wijaya, Jumat (21/10).
Armed menuturkan, pembatalan datang dari pihak keluarga korban. Terutama ibu yang bersangkutan, tidak tega bila di otopsi dilakukan.