Selain itu, menurut Mamit, kesempatan banding yang dimiliki Indonesia di WTO harus dioptimalkan, sehingga Indonesia bisa memaksimalkan bahan mentah untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, memberikan Multiplier effect atau efek berganda bagi bangsa dan negara.
“Saya pada prinsipnya sudah berkali kali saya sampaikan kita masih punya kesempatan untuk melakukan banding dan yang kedua bahwa ini adalah sumber daya alam milik kita sudah sepatutnya terserah kita mengelolanya seperti apa tidak usah takut,” ucapnya.
Mamit juga menegaskan, nikel merupakan salah satu adalah sumber daya alam Indonesia yang sudah saatnya menghentikan secara besar besaran bahan mentah tambah ke Uni Eropa.
“Kalau memang Uni Eropa mau memiliki ataupun mendapatkan nikel kita bangunlah smelter disini investasi disini,” tegasnya.
Sebelumnya, Presiden (Jokowi) menyatakan sebesar 60 persen kendaraan listrik dunia akan bergantung pada ekosistem baterai terintegrasi Indonesia.