XNEWS.ID -Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Budi Waryanto menyampaikan, cadangan pangan merupakan faktor kunci untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan di tengah ancaman kekeringan akibat El Nino.
Sejumlah langkah strategis pun dilakukan pemerintah, mulai dari menggenjot produksi hingga impor pangan agar cadangan pangan aman.
Budi Waryanto mengatakan, pihaknya telah melakukan beberapa upaya strategis, khususnya di sektor hilir agar komoditas pangan yang bergejolak seperti beras bisa ditekan harganya. Misalnya, melanjutkan bantuan pangan beras yang sudah dilakukan pada tahap satu (Maret-Mei) sebesar 10 kilogram (kg) kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Menurutnya, upaya ini bisa efektif mampu menekan inflasi.
Mengantisipasi dampak El Nino, khusus ketersediaan, Budi menjelaskan, pemerintah sudah menyiapkan cadangan pangan pemerintah untuk bantuan beras 21 juta KPM masing masing 10 kg. Bantuan pangan yang dilaksanakan pada semester 1 selama tiga bulan berdampak pada menurunnya inflasi. Tapi ketika sebulan diputus inflasi naik lagi sekitar September. Jadi Presiden meminta dilanjutkan September, Oktober, November, kata Budi Waryanto dalam diskusi Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bertajuk Antisipasi Krisis Pangan Di Tengah Ancaman El Nino, Selasa (31/10).
Hadir sejumlah narasumber dalam diskusi ini, diantaranya yaitu Direktur Irigasi Pertanian Direktorat Saranan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Rahmanto, Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita dan Koordinator Kelompok Padi Irigasi dan Rawa, Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Rachmat.
Ke depan, Budi memperkirakan, kemungkinan akan dilanjutkan hingga Maret 2024.
Hal itu untuk mengantisipasi masih minusnya neraca produksi-konsumsi karena mundurnya musim tanam di akhir 2023. Apalagi pemerintah juga harus mengantisipasi Hari Raya Besar Keagamaan Natal dan Tahun Baru, serta adanya pesta demokrasi pada Februari 2023, kemudian dilanjutkan Ramadhan dan Idul Fitri.
Jadi kita harus memperhatikan cadangan pangan agar terjaga dengan baik, katanya.
Budi berharap tahun depan kondisi produksi pangan, khsusunya padi bisa normal kembali. Untuk itu, pihaknya mendorong Perum Bulog bisa menyerap gabah petani targetnya 2,4 juat ton. Jumlah tersebut harus dipenuhi agar pemerintah bisa menjaga inflasi dengan baik. Tidak hanya beras, tapi juga daging dan telur. Sekarang kita sudah coba terobosan bantuan telur, katanya.
Sementara itu, Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita menjelaskan, saat ini tren kenaikan komoditas pangan tertinggi dalam 4 tahun terakhir, khsususnya beras.
Selain akibat El Nino, manurutnya, kondisi pangan di pasar global turut mempengaruhi cadangan beras pemerintah yang dikelola Bulog.