XNEWS.ID – Jeneponto, jika Anda lihat di peta, ada di dasar kaki pulau Sulawesi sebelah kiri. Jika Anda pernah mendengar nama Muhammad Tompo Karaeng Situju, itu karena dia termasuk salah satu Pahlawan Kemerdekaan RI. Tompo Karaeng wafat sebelas tahun lalu.
Hari ini, spirit kepahlawanannya turun ke salah satu putra terbaik Jeneponto bernama Irfan Amir. Garis hidupnya telah membulatkan tekad untuk mengabdikan jiwa-raganya bagi merah-putih. Ia pun berjuang untuk bisa diterima di Akademi Militer (Akmil) Magelang.
Karier militer mulai ditapaki usai pendidikan Akmil tahun 2000. Di pundaknya tersemat pangkat letnan dua. Tak sekadar puas menjadi prajurit TNI, tekadnya membaja untuk bisa menjadi prajurit baret merah. Alhasil, Irfan menjadi salah satu prajurit Kopassus pilihan.
Kisah Irfan Amir pun akhirnya bersinggungan dengan Grup 1 Kopassus. Sebuah satuan Kopassus yang berlokasi di Serang dan berdiri sejak 23 Maret 1963. Dhuaja atau panjinya terkenal dengan sebutan Eka Wastu Baladika. Dalam catatan, satuan itu telah dipimpin 34 komandan baret merah pilihan.
Pagi hari, 16 November 2023 berlangsung upacara sertijab Dangrup 1 Kopassus, dari Kolonel Inf Romel Jangga Wardhana kepada penggantinya, Kolonel Inf Irfan Amir. Upacara berlangsung di Lapangan Hijau, Grup 1 Kopassus, Serang dipimpin Danjen Kopassus Mayjen TNI Deddy Suryadi.
Wadah Pertama bagi Prajurit Pilihan arti dari Eka Wastu Baladika. Grup pasukan khusus yang berkekuatan 4 (empat) batalyon tempur. Batalyon 11/Atulo Sena Baladhika, Batalyon 12/Asabha Sena Baladhika, Batalyon 13/Thikkaviro Sena Baladhika, dan Batalyon 14/Bhadrika Sena Baladika.
Sekadar mengulik sejarah, grup ini pernah dipimpin para legenda korps baret merah. Dangrup pertama dan kedua, misalnya, dikenal sebagai dua sahabat yang menjadi ujung tombak lahirnya korps komando oleh AE Kawilarang sebagai Panglima Tentara Teritorium III/Siliwangi.
Kedua sosok itu adalah, LB Moerdani dan Chalimi Imam Santoso, atau lebih dikenal sebagai CI Santoso. LB Moerdani adalah Dangup 1 yang pertama (1963 – 1964), kemudian digantikan CI Santoso (1964 – 1967) sebagai Dangrup 1 kedua. Ketika itu, pangkat Komandan Grup adalah Mayor.