Prof Rokhmin Dahuri Ungkap Strategi Tiga Pilar Ketahanan Pangan Menuju Kalbar Mandiri Pangan

oleh -585 Dilihat

XNEWS.ID – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MSc menyampaikan, masyarakat Kalimantan Barat (Kalbar) harus bersyukur kepada Allah SWT bahwasanya daerah ini dianugerahi iklim tropis yang mendukung pertumbuhan tanaman sepanjang tahun. Curah hujan yang relatif tinggi dan suhu yang hangat sepanjang tahun menciptakan kondisi ideal untuk pertanian.

Artinya, Kalbar benar-benar bisa berdaulat dan mandiri, bahkan menjadi surganya pangan dunia, ujar Prof. Rokhmin Dahuri dalam paparannya bertema Strategi Penguatan Dan Pengembangan Tiga Pilar Ketahanan Pangan Menuju Kalbar Mandiri Pangan Yang Petani Dan Nelayan – Nya Sejahtera Secara Berkelanjutan pada acara Focus Group Discussion Disemninasi Gerakan Konsumsi Pangan Lokal Dinas Ketahanan Pangan, Pemprov, Kalimantan Barat, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat, 17 Mei 2024.

Kemudian, Prof. Rokhmin Dahuri melukiskan Kalimantan Barat layaknya penggalan surga yang jatuh di bumi nusantara dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya. Kalimantan Barat memiliki luas lahan yang cukup besar dan subur untuk pertanian.

Berbagai jenis tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, dan sayuran dapat tumbuh dengan baik di wilayah ini. Selain itu, potensi perikanan dari sungai-sungai besar seperti Sungai Kapuas juga merupakan sumber daya yang dapat dimanfaatkan, kata Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan 2020 – Sekarang.

Prof. Rokhmin Dahrui mengatakan bahwa pangan memiliki peran strategis bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kedaulatan bangsa.

You are What you eat. Kualitas SDM adalah kunci kemajuan sebuah bangsa, ujar Prof Rokhmin Dahuri mengutip Pidato Presiden Soekarno pada Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Fakultas Pertanian, IPB di Bogor, 27 April 1952.

Bahkan FAO, 2000, menyatakan suatu negara dengan penduduk lebih dari 100 juta jiwa tidak mungkin bisa maju, sejahtera, dan berdaulat, bila kebutuhan pangannya bergantung pada impor (FAO, 2000).

Sektor pertanian/pangan (pertanian, kehutanan, dan perikanan) menyerap sekitar 36% total angkatan kerja (142 juta orang, usia 15 – 64 tahun), dan menyumbangkan sekitar 15% PDB (Kementan, 2022).

Sebagai negara maritim dan agraris tropis terbesar di dunia, Indonesia sejatinya memiliki potensi sangat besar untuk berdaulat pangan, dan bahkan feeding the world (pengekspor pangan utama), sebutnya.

Lalu, Prof. Rokhmin Dahuri membandingkan dengan sejumlah negara di luar sana, Krisis pangan global akibat konflik, permasalahan ekonomi, perubahan iklim ekstrem, dan tingginya harga pupuk melanda berbagai negara pada 2023. Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) mencatat, lebih dari 333 juta orang di 78 negara menghadapi kerawanan pangan tingkat akut. Jumlah itu meningkat hampir 200 juta orang dibandingkan dengan tingkat kerawanan pangan sebelum pandemi Covid-19.

Menurut WFP, krisis pangan ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor yang mematikan. Konflik masih menjadi penyebab kelaparan terbesar. Sebanyak 70 persen orang di dunia yang menderita kelaparan tinggal di wilayah terdampak perang dan kekerasan. Krisis iklim juga menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya kelaparan global.

Perubahan iklim ekstrem menghancurkan kehidupan, tanaman dan mata pencarian, serta melemahkan kemampuan masyarakat untuk mencari makan. Selain itu, harga pupuk global meningkat drastic, tuturnya.

Prof. Rokhmin Dahuri membeberkan, Kalbar yang dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 00) tepatnya di atas Kota Pontianak. Berbatasan darat langsung dengan Sarawak dan Malaysia di bagian utara, selatan ada laut jawa dan Kalimantan tengah, timur dengan Kaltim dan barat, terdapat laut natuna dan selat karimata. Baginya, Kalbar diberkahi dengan pertanian, kehutanan, peternakan, kelutan dan perikanan.

Kemudian, Prof. Rokhmin Dahuri menguraikan status dan permasalahan pembangunan Kalimantan Barat. Tahun 2023, tingkat kemiskinan Prov. Kalimantan Barat sebesar 6,71 % (Terendah ke -13 dari 34 Provinsi di Indonesia).

Pada 2023, diantara 14 Kab./Kota di Provinsi Kalimantan Barat, Kab. Melawi memiliki tingkat kemiskinan tertinggi yaitu sebesar 11,12%. Pada Tahun 2023, TPT TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%) Provinsi Kalimantan Barat sebesar 5,05% (Tertinggi ke-13 dari 34 Provinsi di Indonesia)

Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka Pada Tahun 2023, TPT Provinsi Kalimantan Barat sebesar 5,05% (Tertinggi ke-13 dari 34 Provinsi di Indonesia). Pada 2023, TPT tertinggi berada di Kota Pontianak sebesar 8,92%

Koefisien GINI tahun 2023,Prov. Kalimantan Barat sebesar 0,321 (urutan ke-24 dari 34 Provinsi di Indonesia). Suatu daerah otonom atau negara dikategorikan secara sosek adil, jika Koefisien GINI kurang 0,3 (Pareto, 1970). Menurut Kabupaten/Kota Pada 2023, Koefsien GINI tertinggi berada di Kab. Melawi sebesar 0,392.

Pada 2023, IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Provinsi Kalimantan Barat sebesar 76,46 (Terendah ke-5 dari 34 Provinsi di Indonesia). Suatu Daerah Otonom atau Negara dikategorikan maju, bila IPM 80 (UNDP, 2010). Pada 2023, IPM tertinggi berada di Kota Pontianak sebesar 81,63 persen.

Pada 2023, PDRB adhb (Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku) Prov. Kalimantan Barat berada diurutan ke-16, sementara PDRB per kapita ke-27 dari 34 Provinsi di Indonesia. ▪ Warga negara wajib pajak adalah yang income nya Rp 60 juta/tahun (Kemenkeu, 2016). Pada 2023, Kota Pontianak memiliki PDRB dan PDRB per kapita tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat

Kemudian, Prof. Rokhmin Dahuri menjelaskan, potensi dan tingkat pemanfaatan 5 sumber daya pangan Kalbar. Posisi Strategis Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 00) tepatnya di atas Kota Pontianak, dan perbatasan darat langsung dengan Malaysia. Untuk Batas Wilayah: Sarawak (Malaysia) S : Laut Jawa Kalimantan Tengah T : Kalimantan Timur B : Laut Natuna dan Selat Karimata.

Sekitar 63,01% penduduk bekerja Provinsi Kalimantan Barat berpendidikan SMP. Sekitar 59,42% pengangguran terbuka Provinsi Kalimantan Barat berpendidikan SMA.

Sementara itu, dampak perang di Ukraina mengganggu produksi dan ekspor pupuk global sehingga mengurangi pasokan, menaikkan harga, dan mengancam panen. Harga pupuk yang tinggi dapat mendorong terjadinya krisis ketersediaan pangan, dengan produksi jagung, beras, kedelai, dan gandum semuanya turun pada tahun 2022.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia itu memaparkan, peran strategis pangan bagi kemajuan, kesejahteraan, 1 dan kedaulatan bangsa, yaitu: Pertama, pangan menentukan tingkat kesehatan, kecerdasan, dan kualitas SDM. You are What you eat (FAO dan WHO, 2000) Kualitas SDM adalah kunci kemajuan sebuah bangsa!.

Kedua, seiring dengan pertambahan penduduk dunia permintaan bahan pangan bakal terus meningkat. Ketiga, sementara, suplai pangan global sangat fluktuatif dan cenderung menurun akibat: (1) alih fungsi lahan pertanian, (2) Global Climate Change (GCC), (3) kerusakan lingkungan; dan (4) negara-negara produsen pangan mulai membatasi ekspor pangannya karena pandemi Covid-19, GCC, dan ketegangan geopolitik global.

Keempat, akibat pandemi Covid-19 dan perang Rusia vs Ukraina, dunia menghadapi krisis pangan, energi, dan resesi ekonomi (FAO, 2022; Bank Dunia, 2022). Kelima, kekurangan pangan dapat memicu gejolak politik menuju kejatuhan Rezim Pemerintahan.

Diketahui, Kalbar menjadi penyedia berbagai produk pangan seperti beras, jagung, dan sayuran untuk memenuhi kebutuhan nasional. Dengan optimalisasi produksi pertanian dan perikanan, Kalimantan Barat dapat berkontribusi dalam menjaga ketersediaan pangan di tingkat nasional.

Mengutip Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum yang menyebutkan realisasi produksi di Kalbar sejak Januari hingga April 2024 sudah mencapai 406.920 ton Gabah Kering Giling (GKG). Terkait target produksi padi di Kalbar selama 2024 sendiri sebanyak 1,06 juta ton GKG. Untuk mencapai target produksi tersebut, kabarnya dilakukan dengan perluasan panen mencapai 346.555 hektare selama 2024.

Kalbar sendiri, mempunyai 5 Top Produsen komoditas hortikultura seperti padi, kelapa sawit, sayuran, buah-buahan dan bawang merah dan bawang putih. Disampaikan pula, produksi bawang merah dan bawang putih juga cukup signifikan di Kalbar. Tanaman ini umumnya ditanam di lahan-lahan kecil oleh petani-petani lokal untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun regional, terang Anggota Dewan Pembina HA – IPB University itu.

Langkah strategis

Selanjutnya, Prof Rokhmin mengimbau Pemerintah daerah untuk langkah-langkah strategis seperti mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur pertanian, seperti irigasi, jalan, dan penyediaan sarana transportasi. Infrastruktur yang memadai akan memudahkan petani dalam mengakses lahan, input pertanian, dan pasar.

Selain itu, pendidikan pertanian harus ditingkatkan baik dalam bentuk formal maupun non-formal. Pelatihan, workshop, dan penyuluhan kepada petani tentang praktik pertanian modern, manajemen usaha tani, dan penerapan teknologi pertanian yang tepat perlu diberikan secara berkala.

Penggunaan teknologi pertanian modern, seperti sistem irigasi tetes, penanaman berbasis pola tanam yang sesuai dengan karakteristik lahan, dan pemupukan yang tepat sasaran, dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian di Kalimantan Barat.

Pemprov juga dapat membantu petani dalam mengakses pasar yang lebih luas dan memberikan dukungan dalam pengembangan nilai tambah produk pertanian, misalnya dengan membantu dalam proses pengolahan, pemasaran, dan sertifikasi produk.

Melalui program-program pemberdayaan petani, seperti penyediaan modal usaha, pendampingan teknis, dan pembentukan koperasi atau kelompok tani, petani dapat lebih mandiri dan mampu mengelola usaha pertaniannya dengan baik.

Kehutanan

Anggota DPR RI terpilih Dapil 8 Jabar dari PDIP ini menuturkan, Kalimantan Barat memiliki kawasan hutan seluas 8.389.600 ha atau mencapai 57,14% dari jumlah total luas wilayah Provinsi 14.680.790 ha. Hutan dengan luasan yang cukup besar dan tersebar di seluruh wilayah Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat. Dimana kawasan hutan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi, ekologi dan sosial yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak hanya sekedar butuh energi yang besar, namun juga perlu anggaran yang tidak sedikit.

Untuk itu, pemprov tidak bisa sendiri menangani soal luasnya hutan, namun perlu melibatkan masyarkat agar pemulihan perekonomian di daerah melalui mekanisme Padat Karya, bantuan sarana produksi, atau bantuan bibit.

Sejumlah upaya seperti pemberdayaan masyarakat dan perhutanan sosial, operasionalisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan, pengendalian kebakaran hutan dan lahan, perlindungan dan pengamanan hutan, pengembangan perbenihan tanaman hutan, hingga penyuluhan kehutanan dan kegiatan strategis lainnya jeatinya menjadi concern sehingga kebermanfaatan hutan sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat Kalbar sendiri.

Perlu disadari, tantangan ke depan tidaklah mudah. Obyektivitas dalam mengambil kebijakan dari setiap masalah dan membangun artikulasi penyelesaian masalah merupakan pijakan kolaborasi yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya hutan menyeluruh dan berkesinambungan. Sekali lagi kolaborasi, tidak boleh sendiri-sendiri, pesan Prof Rokhmin.

Peternakan

Populasi ternak di Kalbar terdapat ayam ras pedaging mencapai 43.615.680, Ayam Buras (6.166.67), Ayam Ras Petelur (2.840.105), Itik/ Itik Manila (531.38), Kambing (113.809), Babi (75.180) Sapi (73.733), Kerbau (998), Domba (217) dan Sapi Perah (21).

Pada 2023, Populasi Ternak di Kalbar didominasi oleh AyamRas Pedaging, Ayam Buras, dan Ayam Ras Petelur

Melihat data-data diatas menjadi kabar baik, kendati demikian, Prof Rokhmin mengimbau agar ada langkah-langkah komprehensif untuk mengoptimalkan hasil peternakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kebijakan bisa denan mendorong penggunaan teknologi pertanian yang modern dan ramah lingkungan dalam peternakan, seperti sistem pengelolaan sampah organik, penggunaan energi terbarukan, dan penggunaan sensor untuk pemantauan kesehatan ternak, mendorong diversifikasi produk ternak, seperti pengembangan produk susu olahan, daging olahan, dan produk-produk turunan lainnya.

Lebih urgen lagi, membangun atau memperluas pasar ternak lokal untuk memudahkan peternak dalam pemasaran produk-produk ternak mereka. Ini bisa melalui pembangunan fasilitas pasar ternak modern, pelatihan pemasaran, dan promosi produk.

Pemprov Kalbar, minta Prof Rokhmin, agar memperhatikan kemitraan dengan sektor swasta. Kita dorong kemitraan antara peternak lokal dengan perusahaan swasta, baik dalam hal pembiayaan, pemasaran, maupun pengembangan teknologi. Ikhtiar ini bisa membantu meningkatkan akses peternak terhadap sumber daya dan pasar, pesan Prof Rokhmin.