Oleh: Dwi Taufan Hidayat
XNEWS.ID – Di permukaan, Karangjati mulai terlihat seperti desa yang kembali harmonis. Warga terlihat sibuk dengan aktivitas sehari-hari, sementara mushala Al-Hidayah kembali ramai oleh pengajian dan kegiatan ibadah. Namun, di balik suasana damai itu, masih ada bara yang belum sepenuhnya padam.
Pak Hasan, yang selama ini menjadi pendukung vokal Hadi, diam-diam mengorganisir beberapa warga untuk menyusun gugatan atas hasil pemilihan kepala desa. Mereka merasa bahwa proses pemilu penuh kecurangan dan tidak transparan. Pertemuan mereka berlangsung secara rahasia di sebuah rumah tua di pinggiran desa.
Kita tidak bisa hanya diam dan menerima ini. Jika kita biarkan, ini akan menjadi preseden buruk untuk masa depan desa, ujar Pak Hasan dengan nada penuh tekad.
Namun, salah satu anggota kelompok itu, Pak Rudi, tampak ragu. Tapi, Pak Hasan, bukankah suasana desa sudah mulai membaik? Apakah langkah ini tidak akan memicu konflik lagi?
Pak Hasan menatap tajam ke arah Rudi. Kita bukan mencari konflik, tapi keadilan. Kalau kita diam saja, apa artinya perjuangan kita selama ini?
Meski beberapa anggota masih ragu, mayoritas setuju untuk melanjutkan rencana gugatan. Mereka mulai mengumpulkan bukti dan menyusun dokumen resmi.
Di balai desa, Pak Arifin menghadapi tekanan dari berbagai pihak. Sebagai kepala desa yang baru terpilih, ia harus segera menunjukkan hasil nyata, terutama kepada pendukungnya. Namun, keterbatasan anggaran dan birokrasi membuatnya sulit untuk bergerak cepat.
Kita harus memprioritaskan pembangunan jalan desa dan perbaikan irigasi. Itu yang paling mendesak, ujar Arifin dalam rapat bersama perangkat desa.
Namun, salah satu stafnya mengingatkan, Tapi, Pak, anggaran untuk itu belum cair. Kita harus menunggu persetujuan dari kecamatan.
Arifin menghela napas panjang. Kalau begitu, kita mulai dengan apa yang bisa kita lakukan. Jangan biarkan warga kehilangan kepercayaan.
Di sisi lain, gosip tentang gugatan yang disusun oleh pendukung Hadi mulai sampai ke telinga Arifin. Meski tidak ingin terpancing, ia merasa perlu mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan itu.