XNEWS.ID – Di sebuah kompleks perumahan sederhana, setiap bulan di minggu kedua, ibu-ibu RT berkumpul dalam pertemuan rutin. Tak sekadar ajang silaturahmi, pertemuan ini juga menjadi wadah bagi mereka untuk berpartisipasi dalam arisan, tabungan bersama, serta simpan pinjam yang dikelola secara gotong royong.
Tiga tahun lalu, seorang anggota baru bergabung. Ia adalah istri dari Pak Purnomosetidaknya itulah yang diketahui oleh para anggota. Ia memperkenalkan diri sebagai Bu Purnomo, seorang wanita anggun dengan suara lembut dan senyum yang ramah. Sejak awal, ia aktif dalam berbagai kegiatan. Ia rajin hadir, mengikuti arisan, berkontribusi dalam kegiatan sosial, menabung, dan sesekali meminjam uang untuk keperluan yang katanya mendesak.
Tahun pertama dan kedua berlalu tanpa masalah. Semua anggota mengenalnya sebagai pribadi yang santun dan bertanggung jawab. Ia selalu melunasi pinjamannya tepat waktu. Namun, tahun ketiga menjadi awal dari kisah yang tak diduga-duga.
Menjelang lebaran, sesuai kesepakatan, semua pinjaman harus dilunasi karena tabungan akan dibagikan kepada para anggota. Namun, Bu Purnomo mulai jarang terlihat. Awalnya, ibu-ibu mengira ia sedang sibuk dengan persiapan lebaran. Namun, semakin mendekati hari pembagian tabungan, ia benar-benar menghilang.
Ketua RT, Bu Ratna, mulai merasa curiga. Ada yang tahu ke mana Bu Purnomo? tanyanya dalam pertemuan terakhir sebelum tabungan dibagikan.
Tak ada yang bisa menjawab. Bu Purnomo tak bisa dihubungi. Rumahnya tampak sepi.
Jangan-jangan dia belum melunasi pinjamannya? bisik seorang anggota.
Para pengurus segera memeriksa catatan simpan pinjam. Benar saja, Bu Purnomo masih memiliki hutang beberapa juta rupiah. Jumlah yang cukup besar untuk kas simpan pinjam mereka.
Tak ingin tinggal diam, Bu Ratna bersama dua pengurus lainnya, Bu Lilis dan Bu Sari, mencoba mencari informasi. Mereka mendatangi rumah Bu Purnomo. Pintu pagar tertutup rapat. Mereka mengetuk, namun tak ada jawaban. Seorang tetangga, Pak Joko, keluar dari rumahnya dan mendekat.
Bu Purnomo sudah lama nggak kelihatan, kata Pak Joko. Saya dengar dia pergi begitu saja. Rumah ini juga bukan miliknya, tapi milik Pak Purnomo.
Kok bisa? tanya Bu Ratna.
Pak Joko mengangkat bahu. Yang saya dengar, dia itu cuma istri siri Pak Purnomo. Setelah mereka ada masalah, dia pergi entah ke mana.