Oleh: Haifi Nalendra Alfath
Mahasiswa IPB University
J0401231193 | P/B-1
XNEWS.ID –Ihsan Fadilah, pemuda asal Garut, Jawa Barat, telah menempuh perjalanan panjang dalam dunia pendidikan hingga akhirnya menjadi asisten dosen di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB). Perjalanannya dimulai dari hobi kecilnya memelihara ikan cupang, yang kemudian membawanya ke dunia perikanan dan akhirnya berkontribusi dalam dunia akademik.
Perjalanan Pendidikan
Ihsan lahir dan besar di Garut, daerah yang dikenal dengan sektor pertanian dan perikanannya. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan ketertarikan pada dunia perikanan, terutama melalui hobinya memelihara ikan cupang. Ketertarikan ini terus berkembang hingga ia memutuskan untuk mengejar pendidikan di bidang perikanan.
Pada tahun 2020, Ihsan mendaftar ke IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI), jalur penerimaan mahasiswa untuk program diploma (D3). Sebelumnya, ia sempat gagal dalam seleksi SNMPTN dan SBMPTN untuk program sarjana, namun tidak menyerah. Berkat bimbingan guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 15 Garut, ia akhirnya diterima di program D3 Budidaya Perikanan di Sekolah Vokasi IPB.
Ihsan memulai perkuliahan di tengah pandemi COVID-19, di mana seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Meskipun menghadapi tantangan dalam sistem pembelajaran online, ia tetap bersemangat mengejar mimpinya di bidang perikanan. Setelah menyelesaikan program D3, ia dan rekan-rekannya mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana Terapan (D4) sebagai bagian dari kebijakan elevasi program diploma ke sarjana terapan dari Sekolah Vokasi IPB.
Pengalaman di Program MBKM
Selama kuliah, Ihsan mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang memberinya pengalaman belajar di luar kampus. Ia terpilih dalam program pengabdian masyarakat di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, selama kurang lebih tiga bulan.
Ihsan dan timnya ditugaskan untuk membantu pengembangan budidaya ikan nila di Pesantren Al-Islam. Pesantren tersebut memiliki kolam ikan nila tetapi menghadapi kendala dalam pengelolaannya. Masalah utama yang dihadapi adalah kualitas air yang buruk, dengan kadar amonia yang tinggi, sehingga pertumbuhan ikan tidak optimal. Ihsan dan timnya memberikan solusi, seperti:
Menambahkan filter untuk memperbaiki kualitas air,