Oleh: Muhammad Alfath
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB
Pendahuluan
Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam komunikasi politik. Kampanye yang sebelumnya mengandalkan media konvensional seperti televisi dan surat kabar kini beralih ke media digital, terutama media sosial. Influencer menjadi salah satu aktor utama dalam kampanye politik, membentuk opini publik, dan memengaruhi pemilih.
Teori Agenda Setting dan Peran Influencer
Peran influencer dalam kampanye politik dapat dijelaskan melalui teori agenda setting, yang dikemukakan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw (1972). Teori ini menyatakan bahwa media massa memiliki kekuatan untuk menentukan perhatian masyarakat terhadap isu-isu tertentu dengan menonjolkan atau mengabaikan berita tertentu. Media massa tidak hanya memberi tahu masyarakat apa yang harus dipikirkan, tetapi juga menentukan isu yang dianggap penting (Dzaldzabila, 2023).
Dalam era digital, peran media massa dalam menetapkan agenda telah bergeser kepada influencer media sosial. Melalui konten yang mereka bagikan, influencer dapat menyoroti isu-isu tertentu, membentuk persepsi publik, dan menentukan topik utama yang diperbincangkan. Dengan demikian, mereka memainkan peran penting dalam menetapkan agenda publik, serupa dengan fungsi media massa tradisional.
Perubahan Pola Konsumsi Informasi
Keberadaan influencer menjadi penting dalam kampanye politik karena pola konsumsi informasi mengalami perubahan. Masyarakat kini lebih mengandalkan media sosial dibandingkan media konvensional. Selain itu, audiens cenderung lebih percaya pada rekomendasi influencer dibandingkan politisi atau media resmi. Dengan jangkauan yang luas dan keterlibatan tinggi, influencer menjadi alat efektif dalam menyampaikan pesan politik.
Strategi Kampanye Politik melalui Influencer
Strategi kampanye politik melalui influencer dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Endorsemen langsung – Influencer secara eksplisit menyatakan dukungan terhadap calon tertentu.