Kategori : News

Bela Negara Merawat Eksistensi Keutuhan dan Kedaulatan NKRI

Share

Kawasan Asia Tenggara yang selama setengah abad demikian stabil dan kondusif setelah berakhirnya perang Vietnam pada April 1975, tiba-tiba diguncang oleh konflik bersenjata Thailand versus Kamboja pada Juli 2025 karena sengketa perbatasan. Setelah Thailand dan Kamboja mencapai kesepakatan gencatan senjata, persoalan Ambalat di Laut Sulawesi yang melibatkan kepentingan Indonesia dan Malaysia pun mengemuka di ruang publik dan menjadi perbincangan sejumlah elemen masyarakat di kedua negara.

Mengacu pada dinamika geopolitik kawasan seperti itu, semangat bela negara yang dikemukakan Presiden Prabowo menjadi jelas urgensi dan relevansinya. Pesan bertema bela negara itu disampaikan Presiden saat memimpin upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lapangan Suparlan, Pusat Pendidikan dan Latihan Khusus (Pusdiklatpassus) TNI Angkatan Darat, Batujajar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.

Dalam amanatnya, Presiden mengingatkan komunitas prajurit muda TNI untuk tidak melupakan sejarah perjuangan bangsa dalam meraih kemerdekaan. Sejarah itu menjadi alasan bagi Indonesia terus membangun TNI yang kuat. Presiden bangga melihat semangat dan disiplin para prajurit yang siap mengabdi dan berkorban demi bela negara. Menjadi prajurit adalah suatu kehormatan, dan juga suatu panggilan dan kesiapan untuk berkorban. Saya bangga melihat saudara-saudara, saya bangga melihat kerelaan saudara untuk berkorban, ujar Presiden.

Kepala Negara menegaskan, tidak ada bangsa yang bisa merdeka tanpa kekuatan militer yang tangguh. Meski Indonesia cinta damai, pengalaman pahit masa lalu menjadi pelajaran penting untuk membangun kekuatan bela negara agar kedaulatan dan kekayaan negara tetap terjaga. Dengan strategi pertahanan rakyat semesta, setiap warga negara dipanggil untuk menjaga kedaulatan setiap jengkal wilayah NKRI hingga titik darah penghabisan. Daripada dijajah kembali, lebih baik kita mati, demikian pernyataan Presiden Prabowo.

Selain sejarah penjajahan, contoh pengalaman pahit lainnya adalah munculnya gangguan terhadap kedaulatan bangsa setiap kali Indonesia bertekad bangkit untuk mensejahterakan rakyat. Kekayaan kita dirampok, kita diadu domba di antara kita. Karena itu, saya Presiden Republik Indonesia yang telah disumpah untuk memegang teguh undang-undang. Saya akan menjalankan tugas ini dengan penuh rasa tanggung jawab, katanya.

Halaman: 1 2 3

Kontributor :
Fadli Hermawan
#Tagar : Headline

Baca juga :

Coba 7 Cara Alami Ini untuk Menghilangkan Lingkaran Hitam yang Mengganggu

Pastikan untuk menggunakan kiat-kiat rumahan ini untuk mengurangi lingkaran hitam. (Foto: Shutterstock) XNews.ID – Mata…

31 Oktober 2025

Warga Hulawa Minta Pelaku Usaha PETI Perhatikan Lingkungan Desa Mereka

XNEWS.ID – Usai mendesak pemerintah setempat melakukan penertiban aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di…

31 Oktober 2025

AE60 Ultra: Drone Murah dengan Fitur Perekaman 4K, Telefoto 5x, dan Bahkan Fitur Payload Drop

Drone AE60 Ultra. (Foto: Gizmochina) XNews.ID – Pasar drone dipenuhi model-model kelas atas dari raksasa…

31 Oktober 2025

Mendobrak Batasan Patriarki dalam Seni Pedalangan

Oleh: Setyasih Harini Afiliasi: Dosen Universitas Slamet Riyadi Surakarta XNEWS.ID - Dalam jagat seni pertunjukan…

31 Oktober 2025

Yang Belum tahu, Bergini Cara Wanita Shalat Berjamaah dengan Sesama Wanita

Ilustrasi. (Freepik) XNews.ID – Bagaimana cara wanita shalat berjamaah dengan sesama wanita? Bagaimana posisi dia…

31 Oktober 2025

Pokja PWI Jaksel Apresiasi Keterbukaan Informasi, Enam Suku Dinas Terima Penghargaan

XNEWS.ID -Kelompok Kerja (Pokja) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jakarta Selatan memberikan piagam penghargaan kepada enam…

31 Oktober 2025

Portal berita XNews.id menggunakan cookie untuk memastikan kenyamanan anda membaca berita