Transportasi Kota: Antara Lompatan Modernitas dan Keterlambatan Penataan

oleh -59 Dilihat
  1. Bangun mekanisme transisi yang adil

Sertakan kompensasi, pelatihan sopir, restrukturisasi koperasi, dan insentif peremajaan armada.

  1. Kembangkan skema Buy The Service

Pemerintah membeli layanan operator kecil untuk memastikan pendapatan tetap dan standar layanan.

  1. Integrasi fisik dan tarif

Halte angkot, BRT, dan moda lain harus saling terhubung. Tiket tunggal perlu diterapkan bertahap.

  1. Legalitas bagi moda informal

Betor, angkot mikro, dan transportasi lingkungan perlu dimasukkan resmi dalam dokumen rencana transportasi daerah.

  1. Pemetaan ulang trayek berbasis data

Pemerintah harus mengoptimalkan teknologi, termasuk big data mobilitas.

  1. Pembiayaan kreatif

Melibatkan BUMN, bank daerah, dan skema kredit mikro untuk peremajaan armada.

  1. Bentuk otoritas transportasi perkotaan

Sebuah lembaga tunggal diperlukan agar perencanaan tidak tercerai-berai.

Rekomendasi bagi Pelaku Usaha Angkutan

  1. Profesionalisasi operasional

Terapkan jadwal, standar layanan, dan pelatihan sopir.

  1. Digitalisasi sederhana

GPS, aplikasi rute, dan pembayaran non-tunai.

  1. Kelembagaan yang kuat

Perkuat koperasi/paguyuban dengan manajemen modern.

  1. Partisipasi dalam integrasi kota

Bergabung sebagai feeder atau pengumpan sistem utama.

  1. Peremajaan armada bertahap

Dimulai dengan kendaraan hemat energi atau ramah lingkungan.

Penutup

Modernisasi transportasi bukan sebatas menghadirkan bus baru atau membangun halte megah. Modernisasi sejati adalah kemampuan negara menghadirkan sistem mobilitas yang tidak hanya efisien, tetapi juga manusiawi. Moda konvensional yang telah lama melayani masyarakat tidak seharusnya hilang dalam kesenyapan.

Kota yang baik adalah kota yang bergerak maju tanpa meninggalkan mereka yang selama ini menggerakkan kehidupan kota.OpungnsJj