XNEWS.ID –Gunung Padang kembali menjadi ruang perbincangan lintas disiplin, tidak hanya dalam kajian arkeologi dan sejarah, tetapi juga dalam tafsir spiritual tentang perjalanan peradaban Nusantara. Praktisi spiritual Cahaya Adi Wibowo menilai, keterlibatan Ali Akbar sebagai Ketua Tim Kajian dan Pemugaran Situs Gunung Padang memiliki dimensi batin yang lebih dalam dari sekadar tugas akademik.
Dalam pembacaan spiritualnya, Cahaya Adi Wibowo melihat Ali Akbar sebagai sosok yang memiliki serat jiwa yang terhubung kuat dengan leluhur Nusantara. Melalui apa yang ia sebut sebagai pandangan batin atau mata ketiga, ia merasakan adanya garis leluhur dari sebuah kerajaan di wilayah Sumatera yang mengalir dalam jiwa Ali Akbar, diduga melalui jalur keturunan kakek buyut dari pihak permaisuri kerajaan tersebut.
Menurut Bowo, panggilan akrab Cahaya Adi Wibowo, keterhubungan ini bukanlah soal silsilah semata, melainkan resonansi batin yang menjelma menjadi panggilan jiwa. Panggilan inilah yang diyakininya mempertemukan Ali Akbar dengan Gunung Padang, sebuah tempat yang dipandang sebagai simpul memori leluhur Nusantara.
Gunung Padang bukan sekadar situs batuan tua. Ia adalah ruang doa dan kesadaran, tempat leluhur Nusantara dahulu memanjatkan harap bagi keberkahan, perlindungan, dan kekuatan peradaban, ujar Bowo, Rabu (24/12).
