Oleh: Bambang Soesatyo,
XNEWS.ID – Ketika dinamika dunia sarat dengan konflik dewasa ini, Presiden Prabowo Subianto mengingatkan kembali urgensi bela negara. Panggilan kepada semua putra-putri bangsa untuk bela negara menjadi ajakan untuk selalu peduli dan merawat eksistensi kedaulatan negara-bangsa Indonesia. Kedaulatan negara-bangsa menjadi pondasi utama untuk mengaktualisasi pembangunan nasional yang berkelanjutan demi terwujudnya kesejahteraan rakyat.
Ketika zaman dan peradaban dunia terus berubah, panggilan dan semangat bela negara perlu diaktualisasi secara berkesinambungan. Bangga sebagai warga negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat – dengan Pancasila sebagai dasar negara yang mempersatukan – patut menjadi perasaan yang selalu melekat di sanubari setiap anak bangsa. Rasa ini perlu terus ditumbuhkan karena teknologi yang terus berkembang menjadikan fungsi batas-batas negara semakin menipis.
Ideologi apa pun dengan mudahnya memasuki ruang kehidupan setiap orang, termasuk anak dan remaja. Sudah terbukti bahwa ideologi yang menentang kebhinekaan Indonesia sering menimbulkan masalah dalam kehidupan bersama. Maka, semangat bela negara Indonesia menjadi tema yang selalu relevan untuk digaungkan guna menanggapi perubahan zaman dan peradaban itu.
Hari-hari ini, layak untuk mendeskripsikan bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Sebagaimana sudah menjadi pengetahuan bersama, ketidaktentuan dunia dewasa ini tak hanya ditandai dengan konflik antar-negara dan perang yang tak berkesudahan, tetapi juga telah melebar pada aspek perekonomian global yang tampak kacau. Komunitas internasional yang sudah tertatih-tatih belum juga mampu menghadirkan dan menawarkan rumusan baru untuk mewujudkan tatanan dunia yang baik dan kondusif.
Hari-hari ini, berbagai pendekatan yang ditempuh semua lembaga multilateral belum mampu mengakhiri perang antara Israel dengan Palestina. Negara-negara maju di benua Eropa sekali pun juga belum mampu membawa pemimpin Rusia dan Ukraina ke meja perundingan damai untuk mengakhiri perang antara kedua negara itu. Sementara itu, dinamika geopolitik Asia-Pasifik juga sudah lama menyimpan ketegangan yang sangat sensitif, ditandai dengan sengketa berkepanjangan di Laut China Selatan dan eskalasi ketegangan di Selat Taiwan yang juga tak berkesudahan.
