kepala keluarga

JAKARTA (XNews.id)–Sebanyak 403 kepala keluarga (KK) dari 900-an KK di Desa Cipinang, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon masih menerima bantuan pangan non tunai (BPNT) dari pemerintah. Setiap KK di antaranya mendapat paket bantuan berupa 10 kg beras senilai Rp 105.000. Kepala Desa Cipinang Dadang Iskandar mengatakan, jumlah penerima bantuan tersebut berubah tiap bulan. Namun rata-rata jumlahnya sekitar 400 KK. ”Jumlah penerima dinamis tergantung data di lapangan,” ujar Dadang. Dia menjelaskan, hingga saat ini tidak ada keluhan dari masyarakat. ”Seandainya ada, biasanya kami fasilitasi dengan koordinasi bersama pengurus e-warong dan pihak penyuplai,” terang Dadang. Sementara itu, Sekretaris Desa Cipinang Oding Masdidi menyebut, untuk penyaluran periode Agustus sudah dilaksanakan pada 13-14 Agustus. Dia mengakui ada keluhan dari warga terkait bantuan beras yang diterima warga. ”Sebenarnya secara fisik tidak ada masalah. Tidak ada kutu, berwarna kuning, atau lainnya. Hanya saja warga mengeluh saat proses memasak timbul bau yang tidak sedap atau apek,” ujar Oding. Terkait hal itu, pihak desa sudah memfasilitasi pendamping dari kecamatan dan dinas sosial Kabupaten Cirebon untuk melakukan monitoring langsung ke warga. Oding menjelaskan, hasil monitoring dan evaluasi itu belum ada rekomendasi terkait keluhan warga tersebut. ”Sudah dilakukan pengecekan. Tidak ditemukan kutu, perubahan warna, atau bau apek. Hanya saja warga mengeluh saat proses memasak muncul bau apek,” tutur Oding. Oding menuturkan berdasar penjelasan petugas bau apek saat proses memasak bisa karena beberapa faktor. Misalnya sumber air, proses pencucian, atau alat memasak. ”Karena itu, kami masih menunggu hasil rekomendasi tim monitoring. Kalau memang harus diganti kami akan koordinasi dengan pengurus e-warong dan penyuplai. Tapi berdasar kabar wilayah lain dengan penyuplai yang sama tidak ada masalah,” ucap Oding. Sementara itu, Hera salah seorang warga RT 10 RW 03, Desa Cipinang menyebut beras yang diterima terakhir berbau apek saat dimasak. ”Ya beda dari sebelum-sebelumnya. Memang tak ada kutu atau berubah warna. Tapi saat dimasak bau apek. Kalau ada penggantian sebaiknya diganti,” tutur Hera. Hal yang sama disampaikan Ujang warga RT 13 RW 04. Dia menyebut beras yang diterima lebih jelek dari sebelumnya. ”Memang tak ada kutu dan warna tidak berubah. Tapi bau apek saat dimasak,” terang Ujang. Menanggapi hal tersebut, pengurus e-warung Desa Cipanang Rukmanta menyatakan, hingga saat ini masih menunggu hasil rekomendasi tim monitoring. Namun belum ada warga yang mengembalikan beras BPNT. ”Munculnya keluhan dari beberapa warga itu sekitar dua minggu setelah distribusi. Sudah ada peninjauan ke lapangan dari petugas terkait. Tapi belum ada hasil rekomendasi untuk tindak lanjut. Warga juga tidak mengembalikan beras tersebut,” jelas Rukmanta. Dia menambahkan, selama ini tidak ada masalah dengan penyuplai. Bahkan sepanjang pengalamannya, penyuplai selalu memperbaiki kekurangan. ”Misal beberapa waktu lalu ada telur yang pecah ya diganti oleh penyuplai meskipun menurut kami jumlahnya masih bisa ditoleransi,” terang Rukmanta. Untuk masalah beras yang dikeluhkan warga, lanjut Rukmanta, pihaknya siap menerima pengembalian dari warga. ”Nanti, kami tinggal minta retur dari suplayer,” tambah dia.

403 KK di Desa Cipinang Kabupaten Cirebon Masih Mendapat BPNT

kepala keluarga