manrover Wonorerjo

JAKARTA (XNews.id)- Para pegiat lingkungan hidup, Konsorsium Rumah Mangrove Surabaya, melayangkan protes. Terlebih setelah mengetahui sungai afvoer mangrove Wonorejo cukup rusak dampak sejumlah alat berat melakukan normalisasi sungai. Salah seorang anggota Konsorsium Rumah Mangrove Surabaya Hanik Ismail menceritakan awal mula dirinya melakukan survei lokasi untuk program tanam mangrove. ’’Pas kami survei, tahunya begini. Kanan-kiri penuh lumpur, jadi mangrove tertutupi,’’ ujarnya kemarin. Kondisi itu cukup memprihatinkan. Sebab, hampir sebagian besar tanaman mangrove tertutup sedimen lumpur. Menurut informasi, aktivitas tersebut terkait erat dengan perantingan pohon mangrove. Tujuannya, masyarakat maupun nelayan yang lewat menggunakan perahu bisa lebih leluasa. Juga, agar antarpohon tidak menyatu di sungai sehingga sungai sedikit lebih lebar untuk jalan perahu. ’’Tapi, bukan perantingan ini. Kalau perantingan, seharusnya pohon yang menjulur saja kan,’’ ungkapnya. ementara itu, Kabid Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Rahmad Kodariawan saat dikonfirmasi tentang normalisasi sungai afvoer mangrove Wonorejo menyebut berada dalam tugas dinas sumber daya air dan bina marga (DSDABM). ”Normalisasi ada dengan teman-teman PU (DSABM, Red),’’ ujarnya. Soal sedimen yang diletakkan di bantaran sungai dan menutupi beberapa pohon mangrove, Rahmad bakal mengoordinasikan hal itu kepada pihak terkait.

Pegiat Lingkungan Protes Normalisasi Afvoer Mangrove Wonorejo

manrover Wonorerjo