olah tkp

JAKARTA (XNews.id)–Polisi menyita sejumlah barang bukti dari kasus penganiayaan santri Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, hingga tewas. Barang bukti ditemukan dari penyelidikan dan penyidikan yang berlangsung hari ini, Selasa (6/9). Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo menyebut, salah satu barang bukti yang diamankan adalah pentungan. ”Barang hukti yang diamankan ada pentungan, air mineral, minyak kayu putih, dan becak,” kata Catur saat dikonfirmasi, Selasa (6/9). Seluruh barang bukti itu, lanjut Catur, diamankan dari olah TKP (tempat kejadian perkara) yang dilakukan hari ini (6/9). Seluruh santri dan pengasuh pondok yang terlibat dihadirkan. ”Hari ini (6/9), sudah olah TKP dengan 50 adegan yang dirangkum dari awal hingga akhir,” terang Catur Cahyono Wibowo. Olah TKP itu menghasilkan beberapa fakta terbaru. Pelaku yang telah dikeluarkan dari pondok pesantren itu memperagakan adegan mulai saat menjemput korban. ”Poin-poin mulai dari penjemputan dan kegiatan atau tindakan yang mengakibatkan meninggal dunia sudah dirangkum,” papar Catur Cahyono Wibowo. Selain santri, menurut Catur, sebanyak 11 orang saksi juga dihadirkan. Mereka berasal dari Instalasi Gawat Darurat (IGD) tempat AM dirawat pertama kali. ”Tadi ada tambahan pemeriksaan. Yang sudah (diperiksa) 11 orang ditambah dari IGD,” ungkap Catur. Berdasar hasil olah TKP itu, anggota Polres Ponorogo telah berangkat ke Palembang. Mereka akan melakukan otopsi ulang pada tubuh AM yang telah dimakamkan. ”Siang tadi (6/9),tim berangkat ke Palembang rencananya kalau memungkinkan dilaksanakan otopsi,” ucap Catur Cahyono Wibowo. Sebelumnya, Soimah, perempuan asal Palembang, mengungkapkan, putranya, AM, 17, meninggal pada 22 Agustus. AM merupakan santri di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo. Soimah menjelaskan, dia dihubungi guru dan pengasuh pondok bahwa AM meninggal pada pukul 06.45 WIB. Kabar itu diterima pada pukul 10.00 WIB. Soimah menduga putranya yang mondok di Ponpes Gontor itu tewas karena dianiaya. Anak Soimah saat ini sudah dimakamkan, namun Soimah menyebut ada kejanggalan pada kematian anaknya itu. ”Saat dimakamkan kafannya ada darah dan ganti kain kafan sampai dua kali,” kata Soimah.

Polisi Sita Pentungan Kasus Penganiayaan Santri Gontor Hingga Tewas

olah tkp

Pasca Dianiaya, Santri Gontor Meninggal Sebelum Dibawa ke Rumah Sakit