pedagang sapi

JAKARTA (XNews.id)- Rumah Potong Hewan (RPH) Kedurus, Surabaya, segera dialihkan ke RPH Pegirian. Para pengguna jasa di RPH Kedurus diharapkan memindahkan peralatannya pada awal Oktober. Hal tersebut tercantum dalam surat pemberitahuan yang dikeluarkan PD RPH Surabaya. Namun, kebijakan itu mendapat penolakan. Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim Muthowif mengatakan, para pengguna jasa menolak rencana pemindahan itu. Sebab, pihaknya menilai alasan yang disampaikan PD RPH Surabaya tidak masuk akal. Misalnya, terkait dengan efisiensi dan beban operasional yang tinggi di RPH Kedurus. Padahal, lanjut dia, biaya listrik hanya Rp 4 juta. Adapun pemasukan mencapai sekitar Rp 82,5 juta setiap bulan. ”Itu berdasar hitungan saya. Seharusnya RPH Pegirian yang ditutup karena biaya operasionalnya lebih tinggi,” ujarnya. Selain itu, pihaknya menilai instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang dirasa bermasalah seharusnya diperbaiki. Itu menjadi tanggung jawab PD RPH. Tak sekadar dibebankan kepada para pengguna jasa atau yang lebih dikenal sebagai jagal. Selain itu, di RPH Pegirian ada pemotongan babi dalam satu area. ”Ya, itu salah satu tanggung jawab komisaris. Bukan tanggung jawab pengguna jasa,” tegasnya. Menurut Muthowif, selama sosialisasi pada Selasa (5/9), PD RPH tidak memberikan tanggapan sama sekali saat ditanya mengenai hal tersebut. Efektivitas dan efisiensi pun turut dipertanyakan. Apalagi banyak jagal yang bertempat tinggal di daerah Kedurus. ”Kan tidak mungkin kalau setiap hari bolak-balik ke Pegirian,” ucapnya. Sementara itu, Direktur Utama PD RPH Surabaya Fajar Arifianto Isnugroho menyatakan, para pengguna jasa masih diperbolehkan memanfaatkan RPH Kedurus dengan batas waktu tertentu. Menurut dia, relokasi tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan karena ingin menjamin RPH yang sesuai dengan standar. Sebab, RPH Pegirian telah memiliki sertifikasi halal dan nomor kontrol veteriner dari Dinas Peternakan Jatim. ”Kami ingin menata lebih baik. Tidak ada maksud tertentu,” tuturnya. Terkait dengan pemotongan babi di RPH Pegirian, dia merasa tidak masalah. Sebab, lokasi pemotongan berbeda blok dan terpaut sekitar 100 meter dari area pemotongan sapi. Selain itu, dengan adanya relokasi tersebut, kegiatan operasional bisa terpusat, mendapatkan keamanan yang lebih baik, dan jadwal yang optimal. ”Meningkatkan kualitas IPAL di Kedurus itu cukup besar. Sedang kita kaji apakah IPAL sudah maksimal atau belum. Karena berpengaruh terhadap kualitas air sungai,” terangnya. PD RPH Surabaya tetap memperhatikan aspirasi seusai sosialisasi dengan PPSDS. Rencananya, awal Oktober para jagal di RPH Kedurus bisa pindah setelah beragam persiapan yang dibutuhkan selesai. Nanti RPH Kedurus direncanakan sebagai rumah potong unggas (RPU). ”Kami tidak memaksa jagal harus pindah ke Pegirian. Kalau mau ke tempat lain juga diperbolehkan,” ungkapnya.

Relokasi RPH Kedurus ke Pegirian Ditolak Paguyuban Pedagang Sapi Jatim

pedagang sapi