peluncuran roket

JAKARTA (XNews.id) – Seharusnya, sekarang Artemis I sudah meluncur ke luar angkasa dan menuju atmosfer bulan. Namun, jadwal peluncurannya pada Sabtu (3/9) dibatalkan sekali lagi sekitar tiga jam sebelum peluncuran. Masalahnya sama seperti kegagalan di jadwal pertama: terjadi kebocoran di area bahan bakar. Sejatinya, proses untuk menguji roket Space Launch System (SLS) yang menjadi tumpuan utama program Artemis I sudah ditunda berkali-kali. Namun, dua yang terakhir merupakan yang paling membuat frustrasi banyak pihak. Sebab, sebelumnya, jadwal mundur kebanyakan karena semuanya belum siap. Namun, pada dua pembatalan terakhir, semua sudah siap, tinggal meluncur. Sayangnya, area bahan bakar yang bocor kembali terbuka meski sudah diperbaiki. Ada beberapa tanggal alternatif untuk rencana peluncuran roket SLS tersebut. Yaitu, 19 September–4 Oktober. Jika tidak bisa, 17–31 Oktober. Penentuan tanggal dilakukan dalam rapat beberapa hari ke depan. Namun, Administrator NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat) Bill Nelson memperkirakan bahwa ada kemungkinan peluncuran selanjutnya tidak akan dilakukan hingga pertengahan Oktober. Itu dimaksudkan untuk menghindari tabrakan jadwal dengan rencana peluncuran untuk kru Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada awal Oktober. ’’Ini adalah kendaraan (roket SLS, Red) yang sama sekali baru, teknologi yang sama sekali baru, tujuan yang sama sekali baru, yaitu untuk kembali ke bulan dan persiapan pergi ke Mars dan ya itu sulit,’’ terang Nelson seperti dikutip Agence France-Presse. Manajer Misi Artemis Mike Sarafin menjelaskan bahwa kebocoran hidrogen yang terjadi di SLS cukup besar. Dugaan mereka, itu disebabkan adanya masalah pada segel tabung bahan bakar. Tim teknik meyakini bahwa mereka harus mengganti segel tersebut. Baik secara langsung di landasan peluncuran maupun setelah membawa SLS kembali ke gedung perakitan yang berjarak beberapa mil dari landasan. Selain kebocoran, masalah yang dihadapi SLS adalah sistem penghancuran diri daruratnya. Ia dirancang untuk meledak jika roket menyimpang dari jalurnya. Sistem tersebut perlu diperiksa ulang sebelum peluncuran berikutnya dan itu hanya bisa dilakukan di gedung perakitan. Padahal, membawa roket keluar dan masuk Kennedy Space Center butuh waktu berminggu-minggu. Itu disebabkan ukuran roket tersebut yang luar biasa besar. Jika semua berjalan lancar, roket SLS akan mendorong kapsul Orion. Butuh beberapa hari sebelum Orion mencapai bulan dan terbang paling dekat sekitar 100 kilometer dari permukaan. Di dalam kapsul itu, ada manekin yang dilengkapi dengan sensor yang merekam percepatan, getaran, dan tingkat radiasi. Artemis adalah nama kembaran Apollo dalam mitologi Yunani. Apollo merupakan misi ke bulan pada 1969–1972. Saat itu seluruh astronot merupakan pria kulit putih. Karena itulah, NASA dengan Artemis I-nya berusaha menorehkan sejarah dengan mengirimkan perempuan pertama dan orang kulit berwarna pertama sebagai astronot nanti. Rencananya, misi Artemis II membawa astronot ke bulan, tapi tanpa mendarat di permukaannya. Nah, baru pada 2025 Artemis III membawa astronot dan berusaha mendarat di bulan. Pada 2030-an, NASA akan berusaha membuat kendaraan agar mereka bisa ke planet Mars. — MISI KE BULAN ARTEMIS I DALAM ANGKA 7–23: Pengembangan program Artemis I melonjak dari USD 7 miliar (Rp 104,2 triliun) menjadi USD 23 miliar (Rp 342,4 triliun). 8–14: Durasi dalam hari dari bumi ke bulan. Sedangkan durasi berangkat dan balik ke bumi diperkirakan 6 pekan. 2011: NASA mulai mengembangkan Space Launch System (SLS) sebagai roket raksasa untuk meluncurkan Artemis I. Ia didesain sebagai roket perjalanan antarplanet. Berat SLS 2,6 juta kilogram atau setara 8 jumbo jet Boeing 747 yang terisi penuh. 2016: Peluncuran pertama dijadwalkan akhir 2016, tapi terus ditunda hingga setidaknya 21 kali dengan berbagai alasan. Salah satunya kebocoran. 2025: Target NASA pada 2025 manusia sekali lagi menginjakkan kaki di bulan. Mereka akan mengirimkan astronot perempuan pertama dan orang kulit berwarna pertama ke bulan. Sumber: CNN, NDTV, CNet

Artemis I Kembali Batal Meluncur ke Bulan

peluncuran roket