pemerkosaan

JAKARTA (XNews.id)- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini baru beberapa hari lalu geram. Kasus persetubuhan anak di lingkungan keluarga masih terus berulang. Padahal, rumah dan keluarga, seharusnya menjadi tempat aman untuk tumbuh kembang anak. Tapi, di sejumlah tempat, justru menyeramkan. Kali ini, kasus terbaru juga terjadi di wilayah hukum Polres Jombang. Seorang bapak beberapa kali tega memperkosa anak kandungnya. Sungguh biadab. Kasus ini pun menambah panjang daftar tindak kekerasan seksual dengan korban anak-anak di Indonesia. Termasuk di wilayah Jawa Timur. Seperti diberitakan Jawa Pos Radar Jombang, bapak bejat itu adalah MS, 40, warga yang tinggal di Kecamatan Perak, Jombang. Anak kandungnya yang pelajar SMP dan berusia 14 tahun, disetubuhi. Perbuatan itu bahkan dilakukan berulang kali. Selama empat tahun terakhir. Sejak korban masih duduk di bangku SD. “Pelaku dan korban statusnya bapak dan anak kandung, pelaku itu sudah bercerai dengan ibu kandung korban sejak korban masih kecil,” terang S, sumber Jawa Pos Radar Jombang. Setelah perceraian, korban sempat ikut tinggal bersama di rumah ibunya. Namun, sang ayah tak mau begitu saja melepaskan anaknya itu. Korban adalah anak semata wayang dari hasil pernikahan mereka. MS masih seringkali menjemput korban untuk diajak ke rumahnya. “Saat dilarang, pelaku ini sering marah dengan dalih, masak mengajak anak sendiri tidak boleh,” ungkapnya menirukan pelaku. Namun, hal itu yang membuat pelaku memiliki kesempatan untuk merudapaksa anak kandungnya sendiri. Semenjak tinggal bersama sang ayah, korban dipaksa menjadi pemuas nafsu ayahnya. “Dari informasi yang saya dapat, perbuatannya dilakukan sejak korban masih SD, sekarang sudah SMP,” ujar S. Kasatreskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha membenarkan kasus tersebut. Pelaku MS sudah ditangkap sejak akhir Agustus lalu. “Sudah ditahan di Mapolres Jombang sejak Senin (29/8) lalu, setelah dilaporkan ibu kandung korban,” terangnya. Dari hasil pemeriksaan terhadap pelaku, perbuatan persetubuhan itu dilakukan berulang kali kepada korban. Namun, Giadi tak menyebut berapa kali perbuatan itu dilakukan. Yang jelas, MS mengaku telah melakukannya sejak sekitar 2018 lalu. “Jadi, mulai korban jelas 4 SD. Sekarang korban kelas 8 SMP,” ungkap Giadi. Aksi bejat itu dilakukan pelaku di rumahnya sendiri. MS memang tinggal terpisah kecamatan dengan istrinya sejak bercerai. Pelaku bahkan tak jarang mengancam korban jika tidak menuruti nafsu bejatnya. “Kalau tidak mau melayani, korban akan ditonjok, sehingga korban tidak berdaya, serta diancam agar tak melapor kepada siapapun,” tambahnya. Setelah sekian lama, akhirnya korban tidak kuat lagi. Lalu, korbam melaporkan kejadian itu kepada ibunya. Kini, pria yang sehari-hari bekerja sebagai penenun sarung ini harus meringkuk di tahanan. Polisi menjerat pelaku dengan Pasal 81 Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi UU. “Ancaman hukumannya minimal 5 tahun maksimal 15 tahun penjara,” pungkas Giadi.

Darurat Predator Seksual, di Jombang Terungkap Lagi Ayah Setubuhi Anak

pemerkosaan