plagiasi buku

PLAGIASI masih menjadi permasalahan dalam dunia perbukuan di Indonesia. Perlu upaya penyadaran yang terus menerus supaya plagiasi bisa dihilangkan dalam khazanah intelektual di Tanah Air bisa berjalan dengan baik. Akibat plagiasi, belum lama ini Penerbit Indocamp dan penulis Umi Rosyidah, S.Pd. mendapat teguran atas dugaan plagiasi buku Seri Edukasi Korona yang mirip dengan buku Seri Edukasi Korona yang disusun oleh Watiek Ideo, Nindia Maya, dan Luluk Nailufar. Di Instagram pribadinya Watiek Ideo mengaku miris dengan plagiasi yang dilakukan oleh penulis Umi Rosyidah yang juga berprofesi sebagai guru. “Buku ini adalah project sosial. Disusun sepenuh hati untuk mengedukasi masyarakat terutama anak-anak selama masa pandemi. Meski ini project sosial, bukan berarti orang lain seenaknya mengakui sebagai penulis dan ilustratornya. Mengobrak-abrik isi sampai mendaftarkan ISBN dan ada kata Hak Cipta Dilindungi Undang2 segala. Diterbitkan oleh @telagailmu_indocamp,” demikian dikemukakan Watiek. Protes dan keluhan Watiek tersebut, akhirnya diakui oleh Penerbit Indocamp maupun penulis Umi Rosyidah setelah ada komunikasi. Secara resmi pimpinan Penerbit Indocamp Mawar Deni R, menyampaikan klarifikasi resmi mengenai plagiasi terhadap buku Seri Edukasi Korona yang ditulis oleh Umi Rosyidah, S.Pd. Pihak penerbit membenarkan bahwa penulis Umi Rosyidah, S.Pd. telah melakukan tindakan plagiasi terhadap buku Seri Edukasi Korona dengan mengubah dan mengambil tanpa izin atas karya asli dari Watiek Ideo dan Nindia Maya sebagai penulis asli dan Luluk Nailufar sebagai ilustrator asli. Penulis melakukan plagiasi dengan membuat buku baru yang berjudul Waspada Virus Corona. Buku tersebut diterbitkan oleh Penerbit Indocamp, dengan nomor ISBN 978-623-304-716-6 dan EISBN 978-623-304-717-3. “Saat ini ISBN dan EISBN buku tersebut sudah dicabut. Adapun buku digital sudah dihapus dari aplikasi IPUSNAS dan tidak dapat ditemukan di mesin pencari. Kami berkomitmen untuk tidak mengedarkan dan mencetak buku Waspada Virus Corona baik secara fisik maupun digital ke dalam media apapun untuk seterusnya,” kata Mawar. Tak hanya itu, pihak penerbit juga sudah mengirimkan surat permohonan maaf kepada penyusun asli buku Seri Edukasi Korona dan surat permohonan maaf tersebut juga dipublikasikan di media sosial penulis dan media sosial penerbit. Pihak penulis pun juga membuat surat permohonan maaf dan mengakui bahwa ia telah dengan sengaja melakukan tindakan plagiasi terhadap buku Seri Edukasi Korona untuk kepentingan pribadi. “Penulis juga menyesali hal tersebut dan menyatakan bahwa tindakannya salah. Pernyataan ini sudah dikirim kepada penyusun asli buku Seri Edukasi Korona,” tambah Mawar. Berkaitan dengan pencantuman nama Luluk Nailufar sebagai ilustrator dan desain gambar pada buku plagiasi tersebut tanpa izin, Umi Rosyidah selaku penulis sudah membuat surat pernyataan klarifikasi. Adapun klarifikasinya adalah Umi Rosyidah, S.Pd. menyatakan telah mengambil tanpa izin dan tidak pernah melakukan kerja sama apapun dengan illustrator. Pernyataan ini sudah dikirim kepada penyusun asli buku Seri Edukasi Korona. Penulis juga berkomitmen untuk tidak akan melakukan dan mengulangi tindakan pencurian dan plagiasi karya orang lain. “Sekali lagi, kami menyampaikan juga permohonan maaf sebesar-besarnya kepada para penyusun buku Seri Edukasi Korona. Kiranya pihak-pihak bersangkutan memberikan maafnya kepada kami. Hal ini juga menjadi pembelajaran bagi kami,” tutupnya.

Klarifikasi Soal Plagiasi Buku Seri Edukasi Corona

plagiasi buku