Tag: Batik Tenun Panataran

Blitar (XNews.id) - Universitas Islam Balitar (Unisba) bersama Perkumpulan Tenaga Kerja Indonesia Purna (Pertakina) menggelar pelatihan sistem manajemen model SIPOC bagi pelaku wirausaha batik dan tenun Panataran Blitar, di Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Pertakina, Desa Dayu, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Selasa (2/9/2024). Pelatihan yang rencananya dilaksanakan selama 3 hari, yakni tanggal 2 September, 4 September dan 5 September tersebut di ikuti oleh sekitar 20 orang pelaku UMKM yang bergerak di bidang batik dan tenun yang tergabung dalam komunitas Pertakina Indonesia. Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Unisba, Dr. Supriyono, M.Ed mengatakan, bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat yang dibiayai oleh Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Masyarakat, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Pendidikan Tinggi. Adapun anggota tim pengabdian masyarakat Unisba Blitar, antara lain Devita Sulistiana, M.Pd, Yusniarsi Primasari, M.Pd serta melibatkan dua mahasiswa yang akan direkognisi yakni Nurma Atalsa Sofansyah dan Damayanti Puspanegara. Menurut Supriyono yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III, model pengelolaan proses produksi SIPOC ( Supplier, Input, Proses, Output) telah terbukti dapat membantu mengatasi permasalahan dalam berbagai pekerjaan termasuk dalam manajemen proyek bisnis. "Sehingga dapat membantu memastikan bahwa pemasok secara konsisten dapat memenuhi permintaan pengusaha, atau wirausaha untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya," ujar Supriyono. Selain itu kata Supriyono bahan baku dapat dikontrol kwalitasnya, proses produksi dapat berjalan efektif, produk dapat dikurasi kwalitasnya dan pelanggan dapat mendapatkan layanan kepuasan pelanggan. Ia juga mengungkapkan, bahwa permasalahan dalam berwirausaha produksi pada umumnya mencakup ketidakkonsistenan pemasok, ketersediaan bahan baku, ketidaklayakan bahan baku, tidak adanya prosedur proses kerja serta produksi yang memadai. "Sehingga akan menyebabkan pemborosan dan masalah limbah dan kurangnya kwalitas produk serta ketidakpuasan pelanggan. Hal demikian juga dialami oleh para pengerajin batik tenun Panataran," ungkapnya. Duharapkan dengan pelatihan sistem manajemen SIPOC ini, para pengerajin batik tenun Panataran yang tergabung dalam komunitas Pertakina dapat lebih memahami permasalahan dalam berwirausaha. "Tujuanya para pengerajin mampu memahami masalah yang dihadapi, memahami konsep model SIPOC, memahami konsep bisnis bekerja, memahami kontrol biaya agar tetap untung. Sehingga mereka lebih profesional dan batik tenun Panataran menjadi produk unggulan di Blitar", pungkas Supriyono. Sementara itu Sulistiyaningsih, ketua umum Pertakina Indonesia mengatakan memberikan apresiasi kepada pihak Unisba yang telah memberikan pelatihan melalui pengabdian masyarakat khsusnya kepada para pengerajin batik tenun yang tergabung dalam komunitas Pertakina. "Semoga dengan pelatihan ini para pengerajin batik tenun Panataran memahami manajemen SIPOC sehingga mampu melakukan menejerial dalam usahanya sehingga akan lebih profesional", ujar Sulis.