Tag: Hasrul

Jakarta, (Xnews.id) - Satu kata soal Karantina Pertanian Priok. Kalimat pembuka berupa pertanyaan langsung dilontarkan Ibu Endah dari Karantina Pusat pada teman-teman wartawan saat kita ngobrol santai, Rabu (5/4/2021) sore. "Open, Terbuka, Canggih, Ramah, Inovatif, Informatif, Transparan, Komunikatif, Pantang menyerah, Garda terdepan, Flu burung. Sebelas kata di ucapkan secara spontan dari sebelas kawan kawan jurnalis menjawab pertanyaan pembuka Ngobras Rabu sore," Ucap Staf Khusus Kementrian Pertanian RI Erick Tamalagi. Meski demikian, selang beberapa waktu kemudian ada juga kawan media elektronik menyampaikan titipan pertanyaan pemirsa terkait pengurusan di lapangan. Bagi Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, Hasrul, semua komentar dan pertanyaan diawal adalah bagian dari upaya menghadirkan Karantina Pertanian Tanjung Priok sebagai Etalase Karantina Pertanian Indonesia. “Dengan 285 karyawan aktivitas kita Tujuh Dua Empat, artinya pengawasan dan pelayanan yang kita lakukan 7 hari 24 jam. Kalau dibanding kawan kawan instansi lain di Tanjung Priok, jumlah kita nggak seberapa. Tapi ada kesadaran tanggung jawab di kita, kalau Priok jebol Indonesia pasti jebol,” kata Hasrul. Karena itu sejumlah inovasi diterapkan, termasuk membuat sistem yang memberi kepastian dan kenyamanan bagi mereka yang akan melalulintaskan tanaman dan hewan. “Bahkan Dweeling time kita yang dulunya 5,5 hari sekarang sudah 3,27 hari,” tambah Hasrul. Dweeling time merupakan waktu yang dihitung mulai dari suatu peti kemas (kontainer) dibongkar muat dan diangkat (unloading) dari kapal sampai petikemas tersebut meninggalkan terminal pelabuhan melalui pintu utama. Kepala Balai tidak kerja sendiri, namun membagi tugas dan mendorong anggotanya sesuai tugas dan tanggung jawabnya. “Jadi teman teman wartawan bisa tanya sama Drh Rita Sari Dewi terkait Karantina Hewan, pak Almen Simarmata kalau Karantina Tumbuhan, Pengawasan dan Penindakan sama drh Duma atau Eka dan Mei soal soal humas. Pokoknya kita terbuka dan berharap komunikasi yang lancar dengan teman teman wartawan.” Meski temanya Ngobrol Santai, tapi hasilnya boleh dibilang serius : terbentuknya grup WA pekerja media dan Humas Karantina Pertanian Tanjung Priok, serta pemahaman akan kerja kerja jurnalis serta tugas dan tanggung jawab Karantina Pertanian Tanjung Priok. Ngobras akhirnya terhenti karena waktu berbuka puasa hampir tiba. Namun yang jelas komitmen 285 (pegawai Karantina Pertanian Priok) dan pelayanan 724 (tujuh hari dua puluh enpat jam) untuk Etalase Karantina Pertanian Indonesia menjadi sesuatu bagi para pekerja media untuk selalu diwartakan. "Terima kasih teman teman pekerja media untuk dialognya jelang waktu berbuka, " Pungkasnya. Foto ; Karantina Pertanian Tanjung Priok Jamzuri.