Tag: LSM RACAK

Cirebon (XNews.id) - Lembaga swadaya masyarakat Rakyat Cirebon Anti Korupsi (RACAK) akan melaporkan dugaan anggaran kelompok tani fiktif pada bidang perkebunan dinas pertanian Kabupaten Cirebon tahun anggaran 2012 kepada Aparat Penegak Hukum (APH). Pembangunan mesin pembuatan gula merah dari tebu di Cirebon yang mengatasnamakan kelompok tani Munjul Gedek penuh rekayasa," kata Sekjen RACAK, Sunan, Senin (08/02/2021). Sunan menuding angaran pengadaan mesin pembuatan gula merah senilai kurang lebih ratusan juta rupiah itu menyalahi aturan. Bahkan terindikasi terjadinya praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Ratusan juta rupiah uang negara terbuang sia-sia namun kegiatan di lapangan nihil. "Pada pengadaan itu, oknum Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Cirebon berinisial AH diduga memanfaatkan nama kelompok tani demi menggerogoti uang negara. Kemudian, mesin pembuatan gula merah tersebut dibangun di tanah miliknya dan dikelola sendiri bagaikan bangunan pribadi," kecamnya. Dikatakan, sesuai hasil investigasi Tim LSM RACAK di lapangan, mesin pembuatan gula merah yang mengatasnamakan kelompok tani Munjul Gedek tidak ada di lokasi. Di sekitar bangunan yang terlihat hanya mesin pemotong kayu milik warga bukan mesin pembuatan gula merah. "Sementara warga setempat mengaku bahwa sejak tahun 2012 belum melihat adanya alat pembuatan gula merah beroperasi di wilayah itu. Sejak tahun 2012, di sekitar bangunan yang diklaim sebagai milik kelompok tani Munjul Gedek hingga kini menurut warga juga tidak pernah ada perkebunan tebu," kata Sunan. Menurut Sunan, saat ini LSM RACAK sedang merampungkan seluruh data untuk memperkuat laporan. Mereka membawa kasus itu ke APH karena diduga terindikasi KKN yang melibatkan oknum Kabid di dinas terkait. Sehingga mengakibatkan kerugian negara hingga ratusan juta rupiah. Kabid Perkebunan, Adek Hasan ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (08/02/2021) membenarkan bahwa mesin pembuatan gula merah bantuan dari pemerintah khusus kelompok tani Munjul Gedek dibangun di tanah miliknya. "Saya hanya menyediakan lahan sementara mesinnya merupakan bantuan dari pemerintah," katanya. Menurut Adek Hasan, dalam pekerjaan pembangunan mesin pembuatan gula merah tersebut dirinya menanggu kerugian karena penuh dengan swadaya masyarakat. Namun sayangnya ia tidak menuturkan berapa total anggarannya dengan asalan sudah tidak ingat lagi. (Hia)