Tag: Maritim Strategic Center

Jakarta, (XNews.id) - Eskalasi ketegangan antara Israel dengan Palestina selama beberapa bulan ini terus meningkat. Berbagai rentetan peristiwa semakin memperuncing hubungan dua negara yang sedang memperebutkan kawasan Situs Suci Temple Mount. Bahkan peristiwa pada Jum'at 15 April 2022, ketika Polisi Israel menyerbu Masjid Al Aqsa di Yerusalem merupakan puncak dari ketegangan ini. Dimana serangan tersebut kembali memakan korban, Sedikitnya 152 warga Palestina terluka dalam bentrokan yang terjadi pada sebelum datangnya fajar. Serangan pasukan Israel terhadap warga Palestina sontak membuat banyak pihak menyayangkan, mengencam, bahkan mengutuk langkah Israel. Dimana salah satu tanggapan muncul dari Muhammad Sutisna selaku Ketua Bidang Hubungan Internasional PN AMK (Senin 18 April 2022) saat dihubungi melalui sambungan seluler yang mengecam tindakan aparat Israel yang semakin semena-mena dan brutal, karena kembali menyerang masyarakat sipil tak berdosa yang hanya ingin beribadah tapi terus diganggu oleh kebrutalan aparat Israel. Bahkan menurut Sutisna, Penyerangan terhadap umat muslim Palestina di Masjid Al Aqsa saat sedang beribadah itu menunjukkan bahwa Israel semakin tidak memiliki hati nurani dan tidak ada keseriusan dalam menyelesaikan konflik dengan Palestina. Tindakan ini juga semakin meyakinkan kita bahwa konflik ini sebenarnya sengaja dirawat oleh pihak Israel, untuk terus menggeser wilayah teritorial Palestina, khususnya wilayah Temple of Mount yang memang sudah menjadi incaran Israel sejak lama untuk mengakuisisi wilayah tersebut." Ujar Sutisna" Namun menurut Sutisna yang patut disayangkan adalah setiap serangan Israel terhadap Palestina, kenapa Dunia Barat seakan membisu bahkan mengamini tindakan kejam Israel terhadap Palestina. Tidak seramai seruan stop war untuk menghentikan Rusia yang melakukan serangan militer ke Ukraina. Dari sini kita bisa melihat bahwa, seakan akan dunia Barat menerapkan standar ganda secara massif. Menyalahkan tindakan Rusia, dan membenarkan langkah Israel. Padahal dua-duanya memiliki potensi pelanggaran HAM yang sangat berat. Sutisna juga menambahkan Saya juga sepakat apa yang dikatakan oleh Pak Haidar Nasir Ketua Umum Muhammadiyah, telah terjadi ironi tragis dunia global saat ini. Padahal sejatinya serangan demi serangan Israel terhadap wilayah dan bangsa Palestina sama dengan menyerang brutal dan menghancurkan peradaban dunia. Kenapa disebut menghancurkan peradaban? Karena yang diserang ialah manusia, kebebasan, hak, dan eksistensi hidup sebuah bangsa yang semestinya menikmati kemerdekaannya secara leluasa. Sutisna juga mempertanyakan sikap negara negara yang selalu menjunjung tinggi nilai HAM, tapi disisi lain membiarkan Israel untuk menyerang, menyerbu, menginvasi, mengagresi, dan menindas bangsa lain. Tentunya sikap ini menjadi hal yang sangat dilematis dan menjadi buah simalakama bagi dunia dunia barat yang semakin mendapatkan trust issue dari berbagai pihak. Lain halnya dengan sikap negara negara super power timur tengah seperti Arab Saudi, Iran, Mesir, dan Turki yang kerap berbeda pandangan politik. Namun untuk urusan Palestina selalu satu suara, dan sama sama mengecam atas tindakan Israel tersebut. "Imbuh Sutisna" Sehingga menurut Sutisna, para pemimpin yang berada dalam naungan Barat setidaknya bisa bersikap adil dan tidak tebang pilih dalam merespon suatu kejadian. Karena kalau standar ganda ini teruskan diterapkan, dikhawatirkan akan terus meningkatkan eskalasi konflik yang lebih luas. Dan semakin memperuncing dikotomi antara Barat dan Timur. Oleh karena itu kami menyerukan untuk para pemimpin dunia untuk gabung dalam gerakan AMK (Ayo Merajut Kedamaian) untuk meminimalisir terjadinya konflik berkepanjangan dan sudah saatnya dunia melakukan kolaborasi untuk menghadapi krisis berkepanjangan akibat dari pandemi. "Tutup Sutisna". (*)