Tag: Mega proyek Mangkrak

Nganjuk, ( XNews.di ) - Penelusuran awak media XNews.id bersama anggota GMBI yang turun di lapangan menemukan beberapa hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan , seperti barang limbah sisa kebakaran ditetapkan oleh pihak PPK ,Nol aset.Sangat aneh bahwa limbah berupa puing dan berupa besi dinyatakan Nol aset.Selasa (21/01/2020) Menurut seorang karyawan yang ada di dalam Direksi Keet menyampaikan, membenarkan jika bekas atau sisa limbah itu dijual dan digunakan untuk tenaga 60% dan buat perusahaan 40%. Fakta integritas yang dilakukan oleh PT KIM hanyalah simbul belaka ,tidak mentaati regulasi yang digariskan termasuk luasan direksi keet dan lahan persiapan untuk pembuangan limbah yang dapat difungsikan Raibnya limbah dan besi bekas sengaja dijual oleh pihak perusahaan dengan alasan diperuntukkan pembelian BBM dan pengguna barang dan jasa tidak pernah menghitung keberadaan barang yang dinyatakan Nol aset. Salah seorang awak media yang berkali kali datang ke PUPR ingin menemuhi PPKom Evi selalu tidak ada di tempat dan bahkan terkesan menghindar dari awak media. Saat di kantor PUPR Nganjuk salah seorang staf menyampaikan pada awak media Bu Evi tidak bisa ditemui ataupun ditelp dan ganjilnya lagi setiap datang ke kantor PPKom tidak ada di tempat . Menurut Anggota GMBI Nganjuk Ebit Widiantoro menyampaikan apa yang dilakukan oleh pengguna dan penyedia itu menabrak Perpres No 16/2018 Tentang Pengadaan Barang Dan Jasa Pasal 1 angka 28 yang berbunyi."Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan dipakai dan dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang dalam arti luas dapat digunakan untuk rongsokan dan bermanfaat," jelas Ebit. Kalau sudah terjual habis dan tidak adanya pertanggungjawaban itu berarti penggelapan dan perlu ditelusuri oleh Aparat Penegak Hukum ,"tandasnya Disinggung waktu pelaksanaan yang dikonsumsi oleh awak media bersumber dari apa yang disampaikan Wakil Bupati dalam debat di WA Group beberapa waktu yang lalu , pada intinya Pembangunan Pasar Kertosono itu tidak Mangkrak dan menggunakan 3 tahap yang masing masing tahap mulai Tahun Anggaran 2019. Hal itu disanggah oleh anggota LSM GMBI Ebit Widiantoro,apa yang disampaikan oleh Wabup Marhaen itu kurang cermat dalam pengadaan,disinyalir Proyek Pasar Kertosono itu akan dijadikan Bancakan dalam pekerjaannya"ucapnya kesal Lebih lanjut ,Diduga pemenangnya nanti tetap diskenario yakni PT KIM (Kontruksi Indonesia Mandiri) sebagai pemenang tender makanya jaminan pemeliharaan dijadikan alasan untuk menunggu tahap selanjutnya. Pengadaan yang diasumsikan dalam tiga tahap itu menghabiskan sekitar 80 M dan pada tahap pertama tersebut sudah Mangkrak. " Pengadaan yang lebih satu tahun lebih baik menggunan Multy Years Contact atau kontrak tahun jamak,"ucapnya Masih ungkap Ebit, ia sangat menyayangkan paket pasar Kertosono yang membingungkan, kalau tiga tahun harusnya kontrak tahun jamak,dan itu juga bisa dilihat di Perpres No 16/2018 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pasal 1 angka 49 yang berbunyi."Pengadaan Berkelanjutan itu Pengadaan Barang/Jasa yang bertujuan untuk mencapai nilai manfaat yang menguntungkan secara ekonomis tidak hanya untuk Kementerian atau Lembaga atau Perangkat Daerah sebagai penggunanya tetapi juga untuk masyarakat, serta signifikan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dalam keseluruhan siklus penggunaannya,"jelasnya( jk/tsn)