Tag: #PekerjaSosial

Jakarta (Xnews.id) - Kasus Youtuber FP menyedot perhatian publik masyarakat Indonesia. Youtuber berusia 21 tahun tersebut bersama dua rekannya TC (20) dan AF (21) telah membuat sebuah konten video yang meresahkan publik, aksi membagikan paket makanan berisi batu dan sampah tersebut mendapatkan banyak sekali kecaman. Terkait hal ini Presidium Pusat Jaringan Pekerja Sosial Indonesia (PP JAPEKSI) akhirnya angkat bicara. Dihubungi melalui sambungan seluler, Ikbal Sonuari, Ketua Komite Harian/Eksternal PP JAPEKSI menyampaikan bahwa dalam kasus ini, FP dan dua rekan lainnya dijerat dengan Pasal 36 dan Pasal 51 ayat 2 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE. Adapun ancaman pidana paling lama 12 tahun dan atau denda paling banyak Rp 12 miliar. “Sanksi sosial dan hukum telah diterima oleh FP, namun sayang buntut panjang dari aksi FP dalam melakukan prank kepada kaum waria tersebut malah berdampak pada aksi perundungan yang diterimanya di sel tahanan,” tutur Ikbal, Senin (11/5/2020). Menurut Kang Ibay, sapaan akrab dari Ikbal menyatakan bahwa diketahui telah tersebar video berdurasi belasan hingga puluhan detik yang memperlihatkan sosok FP dengan kondisi nyaris telanjang dan berkepala plontos sedang diteriaki untuk melakukan pushup dan squat jump, kemudian diperintah untuk memaki dirinya sendiri, dan terdengar kalimat “ aing belegug” (Saya Bodoh). Dalam video tersebut juga terlihat sesekali ada kontak fisik yang dilakukan oleh tahanan lainnya kepada FP. FP pun disuruh masuk ke dalam tong sampah dengan dikelilingi banyak orang yang memakinya. “Hal ini sangat disayangkan, bahwa tindakan perundungan yang diterima oleh FP bukan suatu yang pantas dan tidak layak untuk dirayakan, apalagi tindakan penyiksaan secara fisik dan mental yang diterima olehnya terjadi ketika FP sedang menjalani proses hukum dan berada dibawah wewenang aparat,” tegas Ikbal yang juga Pegiat Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) tersebut. Bagi setiap orang mungkin akan membenarkan bahwa perlakuan yang sekarang diterima oleh FP di sel tahan pantas diterimanya, tetapi kita mesti ingat bahwa meskipun FP bersalah tindakan yang merendahkan harkat martabat manusia dimanapun tidak dapat ditolerir. Di lain hal, PP JAPEKSI mengapresiasi pihak kepolisian yang bekerja cepat menangani kasus FP ini. Ikbal lalu menambahkan keterangannya bahwa dengan adanya kasus FP ini, masyarakat semakin sadar bahwa segala jenis perundungan/bully yang dilakukan tidak akan membawa manfaat apalagi hanya untuk dipergunakan sebagai candaan. “Masyarakat sebagai kontrol sosial bagi individu akan memberikan penilaian perbuatan yang pantas dan tidak, hal ini tentu akan menjadi pelajaran yang berharga bagi para pelaku perundungan. Perbuatan membalas merendahkan harkat manusia dengan melakukan perundungan kembali itu yang harus dihentikan. Semoga kasus seperti FP ini tidak akan terulang kembali dan untuk para youtuber lebih selektif dalam menampilkan konten video yang akan ditampilkan,”pungkasnya. (MENDROFA)