Topik: Bedah Buku

Jakarta, (XNews.id) - Humor atau komedi saat ini masih fokus hanya untuk sebuah tontonan. Selain itu, humor masih dianggap sebagai kegiatan tidak serius, lucu, dan mengundang tawa. Padahal, sejatinya, panggung humor dapat menjadi media menyampaikan pesan dan kritik. Peristiwa humor juga dapat dikaitkan dengan beragam disiplin ilmu. Namun, pelaku lawak sulit mencari referensi karena belum banyak naskah ilmiah yang mendalami khusus tentang humor di Indonesia berakhir Melalui Wadah Institute Humor Indonesia Kini (IHIK3) terus melahirkan karya - karya dan minat membaca Industri Komedi Indonesia dari Kitab Humor. Salah satunya IHIK3 turut membedah buku karya Arwah Setiawan " Humor Itu Serius ", Sabtu (19/12) melalui daring zoom. Pemateri yang mengupas Buku diantaranya ; Pemikir Humor & Co-founder IHKS3 Darminto M. Sudarmo, Akademisi & Peneliti Senior IHKS Dr. Maman Lesmana, Duta Literasi & Advisor IHK3 Maman Suherman. Buku humor karya Arwah Setiawan yang telah terbit, memiliki ketebalan 780 halaman dan telah terkumpul tulisan tersebut selama 30 tahun. Co-Founder IHIKS Darminto dalam kenangannya mengatakan Arwah Setiawan sosok yang ahli dalam melucu serta dalam menulis naskah humor. " bagi saya judul arwah menggugat ini sebagai bahasa yang menggoda dan menggugah bagi pembaca maka dikatakan betul humor ini serius ternyata ada gugatan dari pak arwan yang tersembunyi terutaman gugat otoritas terkait budaya dan pendidikan. Kecintaan beliau pada humor itu luar biasa gambaran bagi Arwah Setiawan hidupnya bagi humor itu habis-habisan" jelasnya. Selanjutnya setelah membaca buku Maman Suherman mengungkapkan bahwa ini sebuah momentum untuk komedian yang kata Arwah "humor itu ilmiah ". " mari sama - sama untuk kita mengapresiasi humor itu serius tidak cuma berhenti di buku 780 halaman karya Arwah Setiawan. Tokoh ini mengingatkan kita lebih dahulu, Allen the Generous dalam ungkapannya, "sesuatu dilihat dari jauh itu komedi dan bukan sesuatu tragedi" itu sebenarnya diungkapan pertama kali oleh sosok Arwah Setiawan ". Pemateri ketiga Dr. Maman Lesmana menambahkan, " Buku Pertama di Amerika pelawak perempuan diboikot, Buku yang kedua, bahwa humor itu serius karena humor itu dipakai sehari - hari. Buku ketiga, itu bahwa jangan mempertentangkan humor dengan serius karena itu tidak lucu jadinya. Maka fungsi dari lembaga humor itu memperluas jangkauan " terangnya. " jadi namanya partisipan itu kalau kita melawak ada kesamaan baik wawasan, bakat, unsur budaya ketiga itu penting menggunakan retorika. Paling gampang itu bukan dari kata - kata namun humor itu dari gerak " . tutup Dr. Maman. (**/pete_chan)